Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat

Kompas.com - 19/08/2025, 17:58 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya deteksi dini masalah kesehatan mental pada remaja.

Peringatan ini disampaikan dalam webinar bertema Kesehatan Mental pada Remaja yang digelar IDAI pada Selasa (19/8/2025).

Ketua Umum IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), menyebutkan bahwa masalah kesehatan mental pada remaja bukan persoalan kecil.

Berdasarkan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (INAMHS) 2021, prevalensi masalah kesehatan mental pada remaja Indonesia mencapai 30–35 persen.

“Data survei menunjukkan tiga dari sepuluh remaja kita mengalami masalah kesehatan mental. Jika tidak ditangani sejak dini, ini bisa terbawa hingga dewasa dan menimbulkan dampak jangka panjang,” kata Piprim dalam paparannya.

Baca juga: Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah

Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K) webinar bertema Kesehatan Mental pada Remaja yang digelar IDAI pada Selasa (19/8/2025).Tangkapan layar webinar IDAI, Selasa (19/8/2025) Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K) webinar bertema Kesehatan Mental pada Remaja yang digelar IDAI pada Selasa (19/8/2025).

Faktor risiko yang perlu diwaspadai

Piprim menekankan sejumlah faktor risiko yang kerap memicu masalah mental pada remaja, mulai dari tekanan akademik, perundungan (bullying), hingga pengaruh media sosial.

Menurutnya, gejala awal sering kali muncul dalam bentuk perubahan perilaku sederhana.

“Remaja yang tampak murung, menarik diri, sulit tidur, atau mudah marah perlu diperhatikan. Jangan tunggu sampai kondisinya berat,” ujar Piprim.

Baca juga: Dampak Negatif Candaan Melewati Batas pada Kesehatan Mental

Deteksi dini dan peran keluarga

Anggota Satgas Remaja IDAI, dr. Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc, Sp.A, Subsp.T.K.P.S(K), menambahkan bahwa deteksi dini menjadi kunci untuk mencegah masalah kesehatan mental berkembang lebih jauh.

“Orang tua harus peka. Jangan anggap perubahan perilaku remaja sebagai hal sepele. Semakin cepat masalah dikenali, semakin mudah diatasi,” ungkap Braghmandita.

Ia menekankan bahwa keluarga, sekolah, dan fasilitas kesehatan perlu bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi remaja.

Butuh dukungan lintas sektor

IDAI menilai kesehatan mental remaja adalah tanggung jawab bersama.

Dengan jumlah remaja di Indonesia yang mencapai 44 juta jiwa atau 19,2 persen populasi, intervensi lintas sektor dinilai mendesak dilakukan.

“Investasi kesehatan mental remaja adalah investasi masa depan bangsa,” tutur Braghmandita.

IDAI berharap pemerintah, sekolah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat memperkuat upaya deteksi dini, menyediakan layanan konseling yang ramah remaja, serta menekan stigma terhadap kesehatan mental.

Baca juga: Menemukan Keseimbangan: Mengenal Manfaat Yoga untuk Kesehatan Mental

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau