KOMPAS.com - Hari Kanker Paru Sedunia (World Lung Cancer Day) diperingati setiap 1 Agustus. Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada hari Jumat (1/8/2025).
Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan, terdapat sekitar 34.000 kasus baru kanker paru di Indonesia, dengan angka kematian hampir 88 persen.
Baca juga:
"Setiap tahun ada 34.000 kasus baru, kematiannya menjadi perhatian kita banget karena kematian hampir 88 persen, dari 34.000, dilaporkan meninggal 30.000 hingga 31.000," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia waktu itu, Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Antara, Selasa (28/11/2023).
Bahkan, sejak tahun 1987, kanker paru-paru telah menyebabkan kematian pada perempuan, lebih banyak dibandingkan kanker payudara, dilansir dari laman National Library of Medicine.
Oleh sebab itu, Hari Kanker Paru Sedunia bertujuan meningkatkan kesadaran dan mendorong masyarakat melakukan skrining kanker paru sejak dini.
Sebab, deteksi awal sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan.
Kanker paru-paru disebut penyakit yang cukup jarang ditemukan pada abad ke-19. Sementara itu, Hari Kanker Paru Sedunia pertama kali diperingati secara global pada 1 Agustus 2012.
"Kurang dari dua persen penduduk dunia mengidap kanker paru pada masa itu. Namun, situasinya berubah drastis pada awal abad ke-20, seiring meningkatnya polusi udara, paparan bahan kimia berbahaya, dan kebiasaan merokok yang semakin meluas pasca-Perang Dunia I," bunyi keterangan dari laman National Today, dikutip Jumat (1/8/2025).
Baru pada tahun 1940-an dan 1950-an, studi menemukan bahwa merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru.
Sejak saat itu, gerakan berhenti merokok meluas secara global, dan Hari Kanker Paru Sedunia menjadi bagian dari gerakan penyadaran tersebut.
Baca juga:
Meski selama ini kanker paru-paru kerap diasosiasikan dengan perokok berat, yang sering kali dilakukan oleh laki-laki, saat ini makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa perempuan, termasuk yang tidak pernah merokok, juga berisiko tinggi.
Dilansir dari laman Verywell Health, sekitar 20 persen perempuan yang didiagnosis kanker paru tidak pernah merokok sepanjang hidupnya.
Bahkan, gejala kanker paru pada perempuan sering kali tidak khas, serta bisa tampak seperti keluhan ringan sehari-hari, seperti kelelahan berkepanjangan, sesak napas ringan, atau nyeri punggung dan bahu.
Keluhan ini kerap dianggap sebagai akibat dari stres, kelelahan, atau penuaan. Justru banyak perempuan baru didiagnosis saat penyakitnya sudah masuk stadium lanjut.
Jenis kanker paru-paru yang paling umum menyerang perempuan adalah adenokarsinoma paru, yang cenderung tumbuh di bagian luar paru-paru dan bisa berkembang tanpa gejala nyata.
Ketika gejala mulai muncul, seperti infeksi pernapasan berulang atau batuk berdarah, kanker sudah menyebar ke organ lain, seperti tulang atau otak.