Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Di era media sosial seperti sekarang, bukan cuma orang dewasa yang bisa merasa tertinggal dari kehidupan orang lain.
Anak-anak pun kini mulai akrab dengan istilah FOMO atau fear of missing out, rasa takut ketinggalan dari apa yang dilakukan teman-temannya.
Entah itu tidak diundang ke pesta ulang tahun, melewatkan main bersama, atau sekadar melihat unggahan seru di media sosial, semua itu bisa membuat anak merasa tidak cukup.
Baca juga: Dampak Negatif FOMO, dari Mengejar Perhatian hingga Narsistik
Menurut Irin Rubin, pakar parenting sekaligus pendiri aplikasi MamaZen, media sosial memiliki peran besar dalam memicu FOMO pada anak.
"Anak-anak sering melihat foto-foto teman seusianya yang terlihat keren, menghadiri pesta, atau bahkan memamerkan gadget baru yang wajib dimiliki," kata Rubin dilansir dari Parents, Selasa (14/10/2025).
"Yang tidak mereka lihat adalah bahwa foto-foto itu merupakan cuplikan momen yang dikurasi dengan sangat baik dan sebagian besar bukan kehidupan nyata," lanjutnya.
Masalahnya, mereka belum mampu membedakan mana kehidupan asli dan mana yang sudah diseleksi. Akibatnya muncul perasaan iri, tidak mampu, hingga rendah diri.
Namun, FOMO tidak hanya terjadi karena media sosial. Anak-anak yang tidak aktif secara online pun bisa merasakannya, misal saat merasa tidak dilibatkan oleh teman atau takut ketinggalan hal seru.
Anak terlalu FOMO? Berikut 5 cara mengatasinya menurut para ahli. Menurut Rubin, FOMO pada anak biasanya tampak dari adanya tekanan, bahkan marah ketika merasa tertinggal dari teman-temannya.
Anak bisa jadi terlalu fokus pada apa yang dilakukan orang lain, atau merasa kecewa jika tidak ikut serta.
Sementara itu, Dr. Kanchi Wijesekera, psikolog klinis dan pendiri Milika Center for Therapy & Resilience menjelaskan, bahwa tanda-tanda FOMO kadang muncul secara halus.
Baca juga: Siapa Saja yang Rentan Terkena FOMO?
"Terkadang anak-anak akan langsung mengatakannya-'Semua orang melakukan ini kecuali aku!'-tetapi lebih sering, tanda-tandanya muncul dengan cara yang lebih halus," katanya.
Adapun beberapa hal yang bisa diperhatikan orangtua antara lain; anak yang terus-menerus memantau apa yang dilakukan teman-temannya.
Lalu, anak terlihat murung atau cemas setelah menghabiskan waktu online. Kesulitan menikmati momen dan tampak sibuk dengan apa yang terjadi di tempat lain.