Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak faktor yang membuat ayah tidak terlibat dalam pengasuhan anak, yang membuat anak menjadi korban fenomena fatherless.
Misalnya saat ayah terlalu sibuk bekerja sampai tidak punya waktu untuk mengurus anak, atau ayah bersikap pasif alias absen secara emosional.
Kendati demikian, ada satu faktor yang mungkin luput dari pengetahuan ibu, yakni pemberian kesempatan pada ayah.
Baca juga: 5 Faktor Penyebab Fatherless di Indonesia, Perceraian Jadi yang Pertama
“Ternyata keterlibatan ayah juga tidak terlepas dari kesempatan yang diberikan oleh ibu,” ucap psikolog klinis Widya S. Sari, M.Psi di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Tidak semua anak beruntung bisa tumbuh dengan sosok ayah yang hadir secara fisik maupun emosional. Kondisi yang disebut "fatherless".
Berdasarkan olahan Tim Jurnalisme Data Harian Kompas menggunakan data Mikro Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik Maret 2024, dikutip pada Minggu (26/10/2025), sebanyak 20,1 persen atau 15,9 juta anak Indonesia berpotensi tumbuh fatherless.
Dari 15,9 juta itu, sebanyak 4,4 juta anak tinggal di keluarga tanpa ayah. Sisanya alias 11,5 juta anak, mereka tinggal bersama ayah dengan jam kerja lebih dari 60 jam per minggu, atau lebih dari 12 jam per hari, lima hari kerja.
Dengan kata lain, ayah lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah daripada bertemu dengan anak di rumah.
Di tengah kesibukan ayah yang mungkin tidak selalu memiliki banyak waktu, ibu bisa menjadi sosok yang “membuka” jalan mereka untuk tetap hadir dalam momen-momen pengasuhan.
“Ibu bisa melihat ‘celahnya’ nih. Ayah bisa masuk dalam momen-momen ketika awarding, atau ketika kehadiran beliau bisa direalisasikan,” tutur Widya.
Momen-momen kecil seperti mengantar atau menjemput anak sekolah, menyiapkan seragam, merapikan buku pelajaran, menyiapkan bekal, menguncir rambut anak atau membantu anak memakai sepatu, memang tidak memerlukan upaya yang lebih.
Ayah tidak perlu seharian bersama anak, tetapi anak tetap akan mengingat momen-momen kecil bersama ayah, sampai ia dewasa.
Baca juga: Dampak Fatherless pada Pertumbuhan Anak, Salah Satunya Sulit Mengelola Emosi
Naluri alamiah seorang ibu adalah mengerjakan banyak hal, termasuk yang berkaitan dengan anak.
Bahkan, seorang ibu bisa sampai multitasking agar pekerjaan rumah beres, tetapi anak juga terurus.
Padahal menurut Widya, tidak ada salahnya untuk memercayakan beberapa hal yang menyangkut anak kepada pasangan.
“Kesempatan yang diberikan oleh ibu untuk memercayakan ayah meng-handle tugas-tugas tertentu itu juga penting untuk membuat ayah sadar, bahwa ada perannya dalam hal tersebut, dan ada kesempatan baginya untuk ‘muncul’ dalam cerita-cerita hidup anak,” kata dia.
“Kadang ibu mencoba untuk mengendalikan banyak hal, kebanyakan multitasking sampai lupa bahwa ayah juga perlu diberi kesempatan supaya beliau juga merasakan ada perannya yang dibutuhkan,” pungkas Widya.
Baca juga: Anak Fatherless Masih Bisa Bangkit dan Dekat Kembali dengan Ayah di Masa Dewasa
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang