JAKARTA, KOMPAS.com-Butik emas Logam Mulia Antam Setiabudi One, Kuningan, Jakarta Selatan, tampak lebih ramai dari biasanya pada Jumat (11/4/2025) siang.
Kursi-kursi untuk pengunjung penuh. Di tangga, beberapa orang duduk menanti giliran, sebagian berdiri menyandarkan punggung di dinding, menatap layar ponsel atau hanya diam menunggu.
Waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB. Nomor antrean yang baru dipanggil adalah 80, sementara jumlah pengunjung yang mengambil nomor hari itu mencapai 281 orang.
Antrean mengular, dan dari wajah-wajah yang tampak lelah, tersimpan harapan bisa pulang dengan sebatang emas di tangan.
Baca juga: Laba Hartadinata Abadi (HRTA) Naik 44,60 Persen pada 2024, Didukung Penjualan Emas
Salah satunya Nurul. Perempuan muda itu datang dari Pancoran, Jakarta Selatan, sejak subuh. Bayi kecilnya ia gendong erat saat ditemui Kompas.com.
“Dari kemarin kehabisan mulu, makanya sekarang datang dari subuh tadi pagi. Kemarin datang jam 13.00-an siang sih, makanya enggak kebagian," ujarnya.
Keputusan datang lebih pagi terbukti tepat. Nurul mendapatkan nomor antrean 12 dan akhirnya dilayani sekitar pukul 13.00 WIB. Ia membeli emas Antam ukuran 2 kilogram dan 10 kilogram.
Sudah tiga tahun terakhir ia menjadikan emas batangan sebagai pilihan utama untuk berinvestasi. Menurutnya, nilai emas Antam jauh lebih stabil dibanding emas perhiasan.
“Yah kan harganya juga jauh lebih menjanjikan, emas perhiasan kalau lama kandungan emasnya berkurang pasti harganya juga jatuh,” katanya.
Cerita Nurul hanya satu dari ratusan cerita pemburu emas Antam usai libur Lebaran. Selama sepekan terakhir, butik emas ini rata-rata kedatangan 200 pengunjung per hari. Jumlah yang melonjak dibanding hari-hari biasa.
Sekitar pukul 15.00 WIB, stok mulai menipis. Beberapa ukuran ludes tak tersisa. Yang masih tersedia hanya emas ukuran 0,5 gram dan emas series.
Baca juga: Sebelum Lebaran Beli Emas, Setelah Lebaran Dijual Lagi
Dinda, pengunjung lain, termasuk yang harus pulang dengan tangan kosong. Ia tiba pukul 10.00 WIB dan mendapat nomor antrean 167. Tapi saat gilirannya hampir tiba, stok sudah habis.
“Padahal dari jam 10.00 WIB loh saya antre ini, tapi stoknya keburu habis. Tapi memang lagi ramai banget ini,” katanya.
Dinda baru dua tahun terakhir mulai menabung emas Antam. Ia membandingkannya dengan instrumen investasi lain, seperti deposito.
“Perbankan kecil bunganya, lah ini dari pertama kali saya main Antam belinya Rp 1,3 juta, ini sudah Rp 1,7 juta. Kalau deposito bunganya kecil,” ucapnya.