Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danamon Yakin BI Kembali Pangkas Suku Bunga, NIM Tetap Kompetitif di 2025

Kompas.com - 30/07/2025, 18:12 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) meyakini bahwa Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) pada 2025.

Penurunan suku bunga menjadi stimulus bagi pertumbuhan kredit dan aktivitas bisnis perbankan.

Bank Indonesia sendiri sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung 15-16 Juli 2025.

Baca juga: Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed, Kurs Rupiah Diproyeksikan Masih Bergerak di Atas 16.300-an

Chief Financial Officer Danamon, Theresia Adriana, mengatakan stabilitas nilai tukar rupiah serta kebutuhan untuk mendorong ekspansi kredit menjadi faktor utama yang mendasari proyeksi BI kembali memangkas suku bunga di tahun ini.

“Seperti yang diketahui untuk Bank Indonesia, kami masih melihat itu masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun 2025, ditunjang dengan rupiah yang stabil,” ujar Theresia saat konferensi pers secara daring, Rabu (30/7/2025).

Suku bunga yang lebih rendah akan berdampak positif terhadap biaya dana perbankan, termasuk Danamon, terutama penurunan biaya kredit dan potensi peningkatan margin bunga bersih (NIM), seiring tumbuhnya portofolio kredit.

”Tentunya suku bunga yang lebih rendah ini juga akan menguntungkan untuk Bank Danamon, khususnya dengan biaya kredit yang lebih murah, dengan peningkatan likuiditas yang memungkinkan pertumbuhan kredit serta ekspektasi peningkatan portofolio kredit,” paparnya.

Danamon sendiri berada dalam posisi yang cukup kuat secara permodalan.

Dukungan dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) sebagai pemegang saham pengendali menjadi kekuatan bagi Danamon dalam menjaga stabilitas bisnis dan ekspansi pembiayaannya.

Sebagai informasi, Danamon mencatat laba bersih sebesar Rp1,6 triliun pada semester I/2025, tumbuh 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ditopang oleh pertumbuhan kredit dan efisiensi biaya kredit.

“Danamon juga memiliki struktur permodalan yang kuat, terutama didukung oleh dukungan kapital dari MUFG. Bersama dengan pertumbuhan kinerja yang positif sepanjang tahun 2025, di semester satu ini,” beber Theresia.

Lebih jauh, Danamon meyakini bahwa proyeksi keuangan yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) akan tercapai, seiring dengan strategi ekspansi kredit dan pembiayaan perdagangan (trade finance).

Theresia mencatat proyeksi laba tahun ini tetap tumbuh dibandingkan 2024.

Hal ini mencerminkan keyakinan perseroan terhadap arah bisnis dan respons terhadap kondisi makroekonomi dan regulasi perbankan.

“Kami optimis untuk laba tahun 2025 akan terus tumbuh. Jadi untuk RBB kami, kami akan terus untuk mencapai pertumbuhan profit tersebut secara berkelanjutan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit dan trade finance menjadi salah satu penopang utama dalam mendorong laba.

Target ini pun selaras dengan arah kebijakan regulator yang mendorong ekspansi pembiayaan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

“Di mana proyeksi ini juga akan dipengaruhi oleh faktor internal dan juga eksternal terkait dengan pertumbuhan kredit. Kami juga harapkan kredit dan trade finance pada tahun 2025 akan terus tumbuh sejalan dengan target pertumbuhan kredit yang diharapkan regulator untuk tahun 2025 ini,” ucapnya.

Baca juga: Suku Bunga Turun, Ekonomi Tumbuh? Tidak Sesederhana Itu!

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau