JAKARTA, KOMPAS.com - Kelangkaan beras premium di toko ritel modern masih dirasakan warga kelas menengah.
Wulan (40), ibu rumah tangga asal Banten, mengaku kesulitan mendapatkan beras premium selama empat minggu terakhir.
Sekitar tiga minggu lalu ia berkeliling empat minimarket untuk mencari beras premium, tetapi stok kosong.
"Dua-tiga pekan lalu ngerasain susah banget nyari beras di minimarket. Nyoba empat minimarket berbeda, semua enggak ada stok beras premium," ujar Wulan kepada Kompas.com, Senin (25/8/2025).
"Sempat nanya ke pegawai minimarket, katanya tiap beras datang langsung habis. Jadi stok beras habis terus," lanjutnya.
Baca juga: Mentan Sebut Harga Beras Mulai Turun di 15 Provinsi, Klaim Stok Nasional Aman hingga Akhir Tahun
Kesulitan itu membuat Wulan sempat mengganti beras dengan beras jagung dan singkong. Namun, kedua anaknya menolak.
"Anak-anak protes minta nasi yang beneran," katanya.
Empat hari lalu ia membeli beras kemasan 10 kilogram di warung seharga Rp 155.000. Ia kecewa karena banyak kotoran dan kerikil.
Selain membeli di warung, keluarganya juga mengandalkan kiriman beras dari Bojonegoro, Jawa Timur, kampung halaman suaminya.
Baca juga: Harga Beras Premium di Ritel Tembus Rp 140.790 per 5 Kilogram
Wulan menilai harga beras memang terus naik, tetapi kualitas beras premium menurun.
Salah satu cirinya, nasi mudah benyek dan berbau meski dimasak di hari yang sama.
"Yang lebih dikeluhkan itu, terutama soal harga yang enggak sesuai kualitas," ujarnya.
Ia sempat curiga beras yang dikonsumsinya berjenis oplosan.
"Sebenarnya sudah enggak percaya sama kualitas beras di pasaran perkotaan. Tapi tidak ada daya karena enggak ada pilihan sama sekali. Enggak mungkin juga minta dikirimin terus dari kampung," jelasnya.