Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Wajah Jokowi di Logo, Projo Ingin Lepaskan Kultus Individu

Kompas.com - 03/11/2025, 10:25 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Projo berniat menghentikan kultus individu, melalui rencana pergantian logo mereka. Selama ini, organisasi yang telah berdiri sejak 2013, dan terus konsisten mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 ini selalu menggunakan wajah Jokowi pada logo mereka.

Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengklaim bahwa perubahan logo ini merupakan bagian dari upaya Projo untuk melakukan transformasi organisasi. Selama ini, Projo kerap dianalogikan sebagai gerakan "Pro Jokowi", namun menurut Budi Arie, istilah tersebut hanya keluar di media.

Projo sendiri merupakan kata yang diambil dalam Bahasa Sansekerta yang berarti negeri dan rakyat. Bahkan, terkait rencana perubahan logo ini, ia mengaku, telah menghubungi Joko Widodo.

Baca juga: Fakta Kongres III Projo: Bakal Ganti Logo Wajah Jokowi hingga Budi Arie Gabung Gerindra

"Bahwa perubahan logo adalah bagian dari transformasi organisasi Projo untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman," ujar Budi Arie dalam Kongres ke-3 Projo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025).

Budi Arie pun menegaskan bahwa perubahan yang dilakukan berdasarkan hasil Kongres III Projo di Jakarta ini baru sebatas logo. Untuk nama "Projo" sendiri, apakah ke depan akan tetap digunakan atau tidak, masih menunggu dinamika internal lebih lanjut.

Bantah putus hubungan

Menurut Budi Arie, imbas penggantian logo ini, ada pihak yang mem-framing bahwa Projo putus hubungan dengan Jokowi.

Budi Arie pun meminta agar Projo dan Jokowi tidak diadu domba.

Kongres ke-3 Projo menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketum Projo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Kongres ke-3 Projo menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketum Projo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025).

"Dari perkembangan berita, ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi. Jangan di-framing. Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi. Tolong kepada semua media jangan mengadu domba sesama anak bangsa," ujar Budi Arie.

Budi Arie memaparkan, dulu, Projo lahir dari semangat perlunya pemimpin rakyat yang bernama Joko Widodo.

Dengan demikian, dia menekankan, Projo lahir karena ada keperluan bangsa membutuhkan pemimpin rakyat.

"Jadi sejarah Projo adalah sejarahnya Bapak Jokowi sampai 10 tahun berlangsung dari 2014 sampai 2024. Karena saya mendapat berita dari berbagai media, kok ada bilang Projo pisah dari Bapak Jokowi. Ini luar biasa sekali framing adu dombanya," jelasnya.

Baca juga: Budi Arie: Projo Lahir karena Ada Jokowi

"Setelah 10 tahun Pemerintahan Bapak Jokowi 2014-2024, kita memasuki fase baru pemerintahan baru, sehingga Projo pun harus menyesuaikan diri, harus beradaptasi, harus bertransformasi untuk menjawab berbagai tantangan ke depan," sambung Budi Arie.

Sayembara logo

Sementara itu, Budi Arie Setiadi mengatakan, pihaknya telah menyetujui untuk mengganti logo Projo dalam Kongres ke-3.

Budi Arie membeberkan, kini, mereka melakukan sayembara kepada masyarakat untuk membuat logo Projo.

"Logo Projo ini nanti akan kita sayembarakan. Bukan ditebak-tebak, tapi kita akan melakukan penyesuaian-penyesuaian," ujar Budi Arie.

Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam konferensi pers usai berbincang dengan Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam konferensi pers usai berbincang dengan Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).

Halaman:


Terkini Lainnya
Kuota 30 Persen Perempuan di AKD, Ketua Komisi XIII: Kita Lebih Maju dari Amerika dan Uni Eropa
Kuota 30 Persen Perempuan di AKD, Ketua Komisi XIII: Kita Lebih Maju dari Amerika dan Uni Eropa
Nasional
Saat Partai Diuji, Mampukah Wujudkan 30 Persen Perempuan di Alat Kelengkapan DPR?
Saat Partai Diuji, Mampukah Wujudkan 30 Persen Perempuan di Alat Kelengkapan DPR?
Nasional
BGN Kembali Buka Pendaftaran SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis
BGN Kembali Buka Pendaftaran SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis
Nasional
Manuver Budi Arie Merapat ke Gerindra, Ada Peran Jokowi di Baliknya?
Manuver Budi Arie Merapat ke Gerindra, Ada Peran Jokowi di Baliknya?
Nasional
Ignasius Jonan Siap jika Diberi Jabatan oleh Prabowo: Kalau Saya Mampu...
Ignasius Jonan Siap jika Diberi Jabatan oleh Prabowo: Kalau Saya Mampu...
Nasional
Armand Maulana hingga Ariel Noah Adukan Keresahan Musisi ke Golkar, Dorong Transparansi Royalti
Armand Maulana hingga Ariel Noah Adukan Keresahan Musisi ke Golkar, Dorong Transparansi Royalti
Nasional
Pastikan Kualitas MBG, BGN Latih Ribuan Penjamah Makanan di NTT
Pastikan Kualitas MBG, BGN Latih Ribuan Penjamah Makanan di NTT
Nasional
Tantangan Nyata Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Jumlahnya Naik tetapi Belum Ideal
Tantangan Nyata Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Jumlahnya Naik tetapi Belum Ideal
Nasional
Bicara soal AI, Menko PMK: AI Itu seperti Pesawat, Risiko Kecelakaan Ada tapi...
Bicara soal AI, Menko PMK: AI Itu seperti Pesawat, Risiko Kecelakaan Ada tapi...
Nasional
Perjalanan Panjang Soeharto Menuju Gelar Pahlawan Nasional...
Perjalanan Panjang Soeharto Menuju Gelar Pahlawan Nasional...
Nasional
Eks KSAL soal Rencana Penambahan Koarmada Baru: Alutsistanya Disiapkan Dulu
Eks KSAL soal Rencana Penambahan Koarmada Baru: Alutsistanya Disiapkan Dulu
Nasional
Dalam Sidang, Eks Dirut PGN Bantah Terima Suap di Kasus Jual Beli Gas
Dalam Sidang, Eks Dirut PGN Bantah Terima Suap di Kasus Jual Beli Gas
Nasional
AHY Pastikan Pemerintah Hadir Selesaikan Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Pastikan Pemerintah Hadir Selesaikan Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh
Nasional
Apa Pentingnya Keterwakilan Perempuan di Parlemen?
Apa Pentingnya Keterwakilan Perempuan di Parlemen?
Nasional
2 Jam Bertemu Prabowo, Ignasius Jonan Bantah Bahas Kereta Cepat
2 Jam Bertemu Prabowo, Ignasius Jonan Bantah Bahas Kereta Cepat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau