JAKARTA, KOMPAS.com - Projo berniat menghentikan kultus individu, melalui rencana pergantian logo mereka. Selama ini, organisasi yang telah berdiri sejak 2013, dan terus konsisten mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 ini selalu menggunakan wajah Jokowi pada logo mereka.
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengklaim bahwa perubahan logo ini merupakan bagian dari upaya Projo untuk melakukan transformasi organisasi. Selama ini, Projo kerap dianalogikan sebagai gerakan "Pro Jokowi", namun menurut Budi Arie, istilah tersebut hanya keluar di media.
Projo sendiri merupakan kata yang diambil dalam Bahasa Sansekerta yang berarti negeri dan rakyat. Bahkan, terkait rencana perubahan logo ini, ia mengaku, telah menghubungi Joko Widodo.
Baca juga: Fakta Kongres III Projo: Bakal Ganti Logo Wajah Jokowi hingga Budi Arie Gabung Gerindra
"Bahwa perubahan logo adalah bagian dari transformasi organisasi Projo untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman," ujar Budi Arie dalam Kongres ke-3 Projo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025).
Budi Arie pun menegaskan bahwa perubahan yang dilakukan berdasarkan hasil Kongres III Projo di Jakarta ini baru sebatas logo. Untuk nama "Projo" sendiri, apakah ke depan akan tetap digunakan atau tidak, masih menunggu dinamika internal lebih lanjut.
Menurut Budi Arie, imbas penggantian logo ini, ada pihak yang mem-framing bahwa Projo putus hubungan dengan Jokowi.
Budi Arie pun meminta agar Projo dan Jokowi tidak diadu domba.
Kongres ke-3 Projo menetapkan Budi Arie Setiadi sebagai Ketum Projo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2025). "Dari perkembangan berita, ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi. Jangan di-framing. Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi. Tolong kepada semua media jangan mengadu domba sesama anak bangsa," ujar Budi Arie.
Budi Arie memaparkan, dulu, Projo lahir dari semangat perlunya pemimpin rakyat yang bernama Joko Widodo.
Dengan demikian, dia menekankan, Projo lahir karena ada keperluan bangsa membutuhkan pemimpin rakyat.
"Jadi sejarah Projo adalah sejarahnya Bapak Jokowi sampai 10 tahun berlangsung dari 2014 sampai 2024. Karena saya mendapat berita dari berbagai media, kok ada bilang Projo pisah dari Bapak Jokowi. Ini luar biasa sekali framing adu dombanya," jelasnya.
Baca juga: Budi Arie: Projo Lahir karena Ada Jokowi
"Setelah 10 tahun Pemerintahan Bapak Jokowi 2014-2024, kita memasuki fase baru pemerintahan baru, sehingga Projo pun harus menyesuaikan diri, harus beradaptasi, harus bertransformasi untuk menjawab berbagai tantangan ke depan," sambung Budi Arie.
Sementara itu, Budi Arie Setiadi mengatakan, pihaknya telah menyetujui untuk mengganti logo Projo dalam Kongres ke-3.
Budi Arie membeberkan, kini, mereka melakukan sayembara kepada masyarakat untuk membuat logo Projo.
"Logo Projo ini nanti akan kita sayembarakan. Bukan ditebak-tebak, tapi kita akan melakukan penyesuaian-penyesuaian," ujar Budi Arie.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam konferensi pers usai berbincang dengan Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).