Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Sejarah Stasiun Bogor, Cagar Budaya yang Berusia 142 Tahun 

Kompas.com - 23/01/2023, 15:47 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Stasiun Bogor menjadi salah satu stasiun commuter line atau kereta rel listrik (KRL) paling sibuk, seperti dikutip dari Kompas.com (30/10/2022).

Stasiun yang berada di Jalan Nyi Raja Permas ini melayani para penumpang yang mayoritas berasal dari Bogor menuju Depok dan Jakarta.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Dekat Stasiun Bogor, Ada Banyak Taman dan Museum

Penumpang KRL Commuter Line tiba di Stasiun Bogor, Jumat (26/6/2020), salah satu stasiun paling sibukKOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Penumpang KRL Commuter Line tiba di Stasiun Bogor, Jumat (26/6/2020), salah satu stasiun paling sibuk

Penumpang KRL yang berhenti di Stasiun Bogor pasti akan menemukan bangunan bergaya megah dengan tulisan angka 1881 di bagian atasnya.

Angka 1881 tersebut ternyata melambangkan tahun pembangunan stasiun. Berikut fakta-fakta sejarah Stasiun Bogor yang dihimpun Kompas.com.

Baca juga: 6 Tempat Nongkrong Instagramable Dekat Stasiun Bogor

Sejarah Stasiun Bogor

1. Usianya 142 tahun

Stasiun Bogor sekitar tahun 1927. Leiden University Libraries (KITLV 157530) Stasiun Bogor sekitar tahun 1927.

Stasiun Bogor dibangun pada 1881 sehingga usianya sekarang mencapai 142 tahun, seperti dikutip dari laman KAI Heritage.

Stasiun Bogor dibangun oleh Belanda melalui perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).

Dulunya, Stasiun Bogor hanya terminal pemberhentian terakhir untuk jalur kereta api Batavia (sebutan Jakarta pada masa pendudukan Belanda) menuju Buitenzorg (sebutan  Bogor pada pendudukan Belanda).

Terminal atau stasiun kecil tersebut sudah beroperasi sejak 1872 di bawah pengelolaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) selama kurang lebih 40 tahun. 

Namun, baru pada 1881 gedung Stasiun Bogor dibangun untuk menampung jumlah penumpang yang semakin bertambah.

Baca juga: 10 Tempat Nongkrong Dekat Stasiun Bogor, Pas buat Santai Sambil Ngobrol

2. Cagar budaya 

Saat ini, Stasiun Bogor telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: PM. 26/PW.007/MKP/2007 tertanggal 26 Maret 2007.

3. Bangunan bergaya Indische Empire

Pintu kayu di Stasiun BogorDok. KAI Heritage Pintu kayu di Stasiun Bogor

Bangunan Stasiun Bogor memiliki luas kurang lebih 5.955 meter persegi. Meskipun usianya sudah ratusan tahun, namun bangunan Stasiun Bogor masih terlihat megah dan terawat.

Secara keseluruhan, bangunan Stasiun Bogor terbagi menjadi dua yaitu bangunan utama dan bangunan emplasemen .

Adapun arsitektur bangunan utama bergaya khas Indische Empire dengan ciri bangunan simetris dan memberikan penekanan pada bagian tengah.

Sementara, pintu masuk dan lobby utama bergaya neoklasik. Sejumlah jendela di Stasiun Bogor memiliki penutup kayu yang menegaskan karakter bangunan neoklasik.

Baca juga: 10 Vila Dekat Stasiun Bogor, Cocok buat Healing dan Keluarga

4. Dilewati kereta listrik sejak 1930 

Stasiun Bogor sudah dilewati KRL pertama kalinya pada 1930, dengan ruet KRL Batavia (Jakarta Kota)- Buitenzorg (Bogor), seperti dikutip dari laman KAI Commuter.

Adapun elektrifikasi jalur kereta api pertama kali dilakukan untuk lintas Tanjungpriok-Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Proyek elektrifikasi jalur kereta ini pada masa pendudukan Belanda pada 1923, kemudian selesai pada 24 Desember 1924.

Baca juga: Cukup Jalan Kaki dari Stasiun Bogor, 5 Tempat Wisata Murah di Bogor

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau