Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerbang Pengendali Kerumunan Dipasang di Gunung Fuji, Cegah Kepadatan Pengunjung

Kompas.com - 24/06/2024, 15:03 WIB
Zeta Zahid Yassa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber APNews

KOMPAS.com - Gerbang pengendali kerumunan telah dipasang di Gunung Fuji pada hari Senin (24/6/2024, jelang dimulainya musim pendakian pada tanggal 1 Juli 2024. 

Gubernur Yamanashi, salah satu dari dua prefektur tempat Gunung Fuji berada, mengatakan bahwa perlu tindakan untuk mengendalikan kepadatan di bagian bawah gunung.

Gerbang tersebut merupakan bagian dari aturan baru yang diperkenalkan Yamanashi tahun ini untuk mengatasi masalah keamanan, lingkungan, dan kepadatan yang terus meningkat di Gunung Fuji. 

Baca juga: Jepang Hancurkan Bangunan Tinggi yang Halangi Pemandangan Gunung Fuji

Melansir dari APnews, Senin (24/06/2024) Gerbang ini akan ditutup antara pukul 16.00 dan 03.00 waktu setempat untuk mencegah pendaki yang tidak memesan penginapan di pondok di sepanjang jalur Yoshida. Maksimal 4.000 pendaki akan diizinkan memasuki jalur tersebut per hari.

Gubernur Yamanashi, Kotaro Nagasaki mengatakan, pembatasan ini merupakan langkah untuk mengatasi masalah yang membahayakan nyawa pendaki. 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Jumlah pendaki di jalur pendakian tahun ini diperkirakan akan melampaui 137.236 pendaki tahun lalu. Kepadatan di dekat puncak dapat menyebabkan musibah, seperti pendaki terjatuh.

Pendaki harus reservasi

Di bawah sistem yang baru, para pendaki harus melakukan reservasi dan memilih antara pendakian satu hari atau bermalam di salah satu pondok di sepanjang jalur pendakian.

Baca juga: Lagi-lagi Perilaku Buruk Wisatawan, Spot Foto Jembatan Gunung Fuji Juga Dipasang Penghalang

Selain itu, ada biaya pendakian wajib sebesar 2.000 yen dan donasi opsional sebesar 1.000 yen untuk konservasi. 

Pemandangan Gunung Fuji dan hamparan bunga sakura yang bermekaran di Jepang. Freepik/tawatchai07 Pemandangan Gunung Fuji dan hamparan bunga sakura yang bermekaran di Jepang.

Nantinya, ada kode QR dikirim ke ponsel pintar para pendaki untuk dipindai di pintu gerbang yang berada di tengah-tengah jalur pendakian di area yang dikenal sebagai stasiun kelima, tempat dimulainya jalur pendakian Yoshida.

Meskipun langkah-langkah baru ini diharapkan mengurangi kepadatan di bagian atas Gunung Fuji, masalah tetap ada di bagian bawah.

Baca juga: Jaring Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Jepang Dibolongi Orang

Gubernur Nagasaki berjanji untuk mengurangi pariwisata berlebihan, mungkin dengan memperkenalkan kereta api gunung ke stasiun kelima.

Overtourism di Gunung Fuji

Gunung Fuji telah lama menjadi simbol Jepang dan menarik puluhan ribu orang yang mendaki ke puncaknya untuk menyaksikan matahari terbit. 

Namun, masalah sampah dan overtourism telah menjadi perhatian utama. Kota Fujikawaguchiko di Yamanashi bahkan memasang layar hitam besar di sepanjang trotoar untuk menghalangi pemandangan Gunung Fuji.

Penghalang pemandangan Gunung Fuji yang dipasang warga Kota Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, Jepang, pada Selasa (21/5/2024) sudah dihiasi lubang.Dok. Shutterstock/EL BANCO04 Penghalang pemandangan Gunung Fuji yang dipasang warga Kota Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, Jepang, pada Selasa (21/5/2024) sudah dihiasi lubang.

Penghalang dipasang setelah para turis memadati area tersebut untuk mengambil foto gunung yang tampak berada di atap sebuah minimarket.

Overtourism juga telah menjadi masalah yang berkembang di destinasi wisata populer lainnya seperti Kyoto karena pengunjung asing berbondong-bondong datang ke Jepang, sebagian karena nilai tukar yen yang lebih lemah. 

Baca juga: Syarat Mendaki Gunung Fuji di Jepang Tahun 2024, Bayar Rp 206.000

Semua langkah ini diharapkan dapat menjaga kelestarian Gunung Fuji sebagai warisan alam dan tempat ziarah yang penting bagi masyarakat Jepang. 

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Tips Beli Tiket Shinkansen di Jepang, Cepat dan Tanpa Antre Panjang
Tips Beli Tiket Shinkansen di Jepang, Cepat dan Tanpa Antre Panjang
Travelpedia
Kepulauan Seribu Jadi Destinasi Favorit Warga Jakarta Saat Libur Panjang Maulid Nabi
Kepulauan Seribu Jadi Destinasi Favorit Warga Jakarta Saat Libur Panjang Maulid Nabi
Travel News
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Travel News
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau