KOMPAS.com - Ibrahim (30), warga asal Bogor, Jawa Barat terkejut saat istrinya, K (40) tiba-tiba mengirimkan pesan lewat aplikasi Whatsapp. Padahal, seharusnya ponsel istrinya tak ada sinyal.
"Pesawat trouble," tulis K kepada Ibrahim pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 10.45 WIB.
K adalah salah satu dari 442 penumpang pesawat Saudia Airlines SV 5276 rute Jeddah-Jakarta yang berangkat dari Arab Saudi pada Senin (16/6/2025) pukul 20.00 waktu setempat. K di dalam pesawat bersama anaknya, RAM (18) bersama rombongan haji Kloter 12 JKS.
Baca juga: Kapan Seharusnya Visa Furoda Terbit untuk Ibadah Haji?
Pesawat Saudi Airlines yang ditumpangi istri dan anak Ibrahim dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno Hatta Selasa (17/6/2025) pukul 11.00 WIB. Namun, pesawat justru berada di Bandara Kualanamu saat pesan sang istri masuk ke ponsel miliknya.
"Awal mula saya kaget istri Whatsapp saya sebelum pesawat landing sesuai jadwal. Tahu-tahu bilang pesawat trouble," kata Ibrahim kepada Kompas.com, Selasa (17/6/2025) sore.
"Karena JKS 12 jemputnya di kantor walikota Depok. Tapi tiba-tiba di jalan saya dapat informasi dari istri pesawatnya mendarat darurat di Kualanamu," ujar Ibrahim.
Baca juga: 4 Beda Haji Reguler, Plus, dan Furoda, dari Jenis Visa hingga Biaya
"Ya Allah. Udah landing?," ujar Ibrahim merespon pesan awal dari istrinya.
"Emergency landing di Kualanamu," balas istri Ibrahim.
Awalnya, para penumpang tak mengetahui pesawat Saudi Airlines mendapatkan ancaman bom.
Ibrahim mengatakan, para penumpang termasuk istrinya tak diberitahu oleh kru kabin dan kapten pesawat.
Saat mendarat di Bandara Kualanamu, para penumpang sedang menyantap makanan. Kemudian, petugas datang dan mengimbau seluruh penumpang untuk turun.
Baca juga: Penyebab Visa Haji Furoda Tidak Terbit, Kerugian, dan Opsi Refund
"Dan hanya bawa handphone dan paspor. Selain itu barang lain wajib ditinggal. Kejadian apa seluruh penumpang malah enggak tau, kru pesawat dan kapten enggak mau ngasih tahu," tambah Ibrahim.
Belakangan, pesawat Saudi Airlines mengalihkan pendaratannya ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara karena ada ancaman bom. Ibrahim lantas mengetahui kabar ancaman bom tersebut dari pemberitaan.