Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kota Jakarta yang Kini Berusia 498 Tahun

Kompas.com - 23/06/2025, 05:05 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Jakarta, kota metropolitan yang kini menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya Indonesia, memiliki sejarah panjang yang membentang dari masa prasejarah hingga era modern.

Tanggal 22 Juni ditetapkan sebagai hari jadi Kota Jakarta sejak tahun 1956, mengacu pada peristiwa penting yang terjadi pada 1527 saat nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta.

Di balik gegap gempita modernitasnya hari ini, Jakarta menyimpan kisah evolusi panjang sebagai pusat peradaban dan kekuasaan.

Baca juga: 7 Promo Makanan Spesial HUT ke-498 Kota Jakarta, Ada yang Cuma Modal KTP

Awal mula Jakarta, jejak prasejarah dan Kerajaan Tarumanegara

Wilayah Jakarta telah dihuni sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya situs-situs arkeologis yang menunjukkan aktivitas manusia di wilayah tersebut.

Pada abad ke-5 Masehi, di masa Kerajaan Tarumanegara, wilayah ini dikenal sebagai Sunda Kelapa.

Pelabuhan ini tumbuh menjadi pusat perdagangan yang strategis di pesisir utara Pulau Jawa, tempat bertemunya para pedagang lokal maupun asing.

Sunda Kelapa semakin berkembang sebagai pelabuhan penting. Para musafir Portugis mencatat bahwa wilayah ini dipimpin oleh pejabat tinggi seperti Tumenggung Sang Adipati dan syahbandar.

Keberlimpahan hasil bumi dan perdagangan di pelabuhan ini menarik perhatian bangsa Portugis yang kala itu telah menguasai Malaka dan berencana membangun benteng dagang di Sunda Kelapa.

Baca juga: 4 Promo Minuman Spesial HUT Jakarta, Beli 1 Gratis 1

Namun, rencana itu digagalkan oleh Pangeran Fatahillah dari Kesultanan Demak-Cirebon yang pada 22 Juni 1527 merebut pelabuhan Sunda Kelapa.

Ia mengganti namanya menjadi Jayakarta, yang berarti "kemenangan yang sempurna. Tanggal inilah yang kemudian dikenang sebagai hari lahir Jakarta.

Dari Jayakarta ke Batavia, awal era kolonial

Kejayaan Jayakarta sebagai pelabuhan dagang menarik minat bangsa Eropa lainnya, termasuk Belanda dan Inggris.

Persaingan antarbangsa pun tak terhindarkan. Pada 1619, Belanda melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mengambil alih Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia.

Ilustrasi Jakarta, pemandangan kota Jakarta. PEXELS/TOM FISK Ilustrasi Jakarta, pemandangan kota Jakarta.

Kota Batavia ini kemudian dijadikan pusat kekuasaan VOC dan menjadi ibukota Hindia Belanda.

Batavia dirancang menyerupai kota-kota di Belanda, dengan sistem kanal dan blok kota. Pemerintah kolonial mendatangkan berbagai kelompok etnis untuk bekerja dan tinggal di kota ini.

Masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan

Saat Jepang menduduki Indonesia pada 1942, nama Batavia diganti menjadi Djakarta Tokubetsu Shi yang berarti Kota Khusus Jakarta.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, nama Jakarta tetap dipakai, menandai babak baru dalam sejarah kota ini sebagai ibu kota negara yang merdeka.

Jakarta sebagai Daerah Khusus Ibukota

Setelah kemerdekaan, status administratif Jakarta mengalami perubahan. Pada 1959, Jakarta ditetapkan sebagai daerah tingkat satu setingkat provinsi.

Baca juga: Malam Puncak HUT ke-498 Kota Jakarta 22 Juni 2025, Akan Ada Pertunjukan Kolosal

Dua tahun kemudian, pada 1961, status tersebut diubah menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yang dipimpin oleh seorang gubernur. Perubahan ini semakin menegaskan posisi Jakarta sebagai pusat pemerintahan nasional.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Main ke TMII, Turis Asal Pakistan Ini Asik Menabuh Alat Musik Dol di Anjungan Bengkulu
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau