Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ancam Tarif Impor 25 Persen bagi Negara Pembeli Migas Venezuela

Kompas.com - 27/03/2025, 11:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen bagi negara mana pun yang membeli minyak atau gas dari Venezuela.

“Venezuela sangat memusuhi Amerika Serikat dan kebebasan yang kami anut. Oleh karena itu, setiap negara yang membeli minyak dan/atau gas dari Venezuela akan dipaksa membayar tarif sebesar 25 persen kepada Amerika Serikat atas setiap perdagangan yang mereka lakukan dengan negara kami,” tulis Trump dalam pernyataan di platform media sosial Truth Social, Senin (25/3/2025), dikutip dari CNN.

Trump juga menuduh Venezuela secara sengaja dan curang mengirim penjahat ke AS, termasuk pelaku tindak kekerasan dan anggota geng kriminal seperti Tren de Aragua. Namun, ia tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.

Baca juga: AS Deportasi 200 Lebih Anggota Geng Venezuela

Pernyataan Trump muncul di tengah laporan bahwa ia akan menunda penerapan sejumlah tarif yang telah diumumkannya sebelumnya, termasuk bea masuk 25 persen untuk obat-obatan, mobil, dan kayu.

Tarif-tarif ini rencananya mulai berlaku 3 April 2025, tanggal yang ia sebut sebagai “hari pembebasan”.

Presiden ke-47 AS itu menyebut tarif terhadap negara pembeli minyak Venezuela akan berlaku pada hari yang sama, dan menjadi tambahan dari semua tarif yang telah ada.

Venezuela masih kirim minyak ke AS

Berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, Venezuela merupakan salah satu pemasok minyak terbesar ke Amerika Serikat pada 2024.

Tahun lalu, AS mengimpor minyak dan gas senilai 5,6 miliar dolar AS dari negara Amerika Selatan tersebut.

Volume impor tersebut tetap tinggi meskipun sanksi terhadap minyak Venezuela kembali diberlakukan pada April 2024.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Joe Biden sempat mencabut sanksi itu pada 2023. Akan tetapi, Biden kembali memberlakukannya setelah menilai Presiden Venezuela Nicolas Maduro gagal menggelar pemilu yang bebas dan adil.

Baca juga: Presiden Venezuela Geser Natal ke 1 Oktober untuk Redakan Kerusuhan

Meski demikian, pengiriman minyak Venezuela ke AS tetap berlangsung karena adanya lisensi usaha patungan untuk perusahaan energi Chevron. Melalui lisensi tersebut, Chevron diizinkan tetap memompa minyak di Venezuela.

Lisensi ini sejatinya akan dicabut pada 3 April, tetapi Departemen Keuangan AS mengumumkan perpanjangan hingga 27 Mei 2025. Pengumuman itu muncul setelah Trump bertemu dengan CEO Chevron Mike Wirth dan sejumlah eksekutif industri minyak minggu lalu.

Menurut data Lipow Oil Associates yang dikutip CNN, Venezuela memproduksi sekitar 921.000 barel minyak mentah per hari pada 2024. Dari jumlah itu, sekitar 351.000 barel per hari diekspor ke China—menjadikan negara tersebut sebagai pembeli terbesar minyak Venezuela.

Amerika Serikat berada di urutan kedua dengan volume 228.000 barel per hari. Meski demikian, jumlah tersebut masih jauh di bawah pasokan minyak dari Kanada, yang mengirim 4,1 juta barel per hari ke AS tahun lalu.

Belum jelas apakah ancaman tarif dari Trump akan berdampak pada pembelian minyak Venezuela oleh AS, termasuk melalui kerja sama Chevron. Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan tersebut.

Baca juga: AS Sita Pesawat Kepresidenan Venezuela, Sebut Dibeli Ilegal

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau