Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa M 6,9 Guncang Papua Nugini, Tak Berisiko Tsunami

Kompas.com - 05/04/2025, 06:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KIMBE, KOMPAS.com – Gempa bumi bermagnitudo 6,9 mengguncang wilayah lepas pantai Pulau New Britain, Papua Nugini, pada Sabtu (5/4/2025) pagi. Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan, gempa terjadi pada pukul 06.04 waktu setempat.

Pusat gempa berada sekitar 194 kilometer di tenggara Kota Kimbe, dan terjadi di kedalaman dangkal 10 kilometer. Gempa sempat memicu peringatan tsunami dari Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC), tetapi peringatan itu segera dicabut.

“Berdasarkan semua data yang tersedia, ancaman tsunami dari gempa bumi ini kini telah berlalu,” kata PTWC. “Tidak ada tsunami yang teramati di lokasi pemantauan terdekat,” lanjut pernyataan tersebut, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: 30 Tewas akibat Baku Tembak Antar Suku di Dekat Tambang Emas Papua Nugini

Sejauh ini, belum ada laporan mengenai kerusakan serius akibat gempa. Marolyn Simbiken, resepsionis di Liamo Reef Resort, Kimbe, mengatakan bahwa gempa terasa jelas, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.

“Kami memang merasakan gempa bumi di sini,” ujarnya kepada AFP. “Tetapi tidak ada kerusakan besar. Tidak ada yang rusak di sini dan tidak ada evakuasi.”

Hal senada disampaikan Barbara Aibilo, staf di Walindi Plantation Resort, yang merasakan getaran ringan saat gempa berlangsung.

Baca juga: Militer Myanmar Lancarkan Puluhan Serangan meski Terimbas Gempa dan Gencatan Senjata

Setelah gempa utama, USGS mencatat beberapa gempa susulan dengan kekuatan antara magnitudo 4,9 hingga 5,3 yang terjadi di wilayah laut sekitar pusat gempa.

Papua Nugini merupakan salah satu wilayah paling rawan gempa di dunia karena terletak di atas Cincin Api Pasifik, yaitu zona seismik aktif yang membentang dari Asia Tenggara hingga Pasifik Selatan.

Meski banyak gempa terjadi di daerah terpencil dan jarang menyebabkan kerusakan besar, aktivitas seismik di kawasan ini tetap berpotensi memicu tanah longsor dan gangguan lainnya.

Baca juga: Paus Fransiskus di Papua Nugini: Pekerjaan Ini Tidak Mudah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau