KOMPAS.com – Maria Corina Machado, tokoh oposisi Venezuela, diganjar Hadiah Nobel Perdamaian 2025 atas perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi dan transisi damai menuju pemerintahan yang bebas di negaranya.
Perempuan berusia 58 tahun itu dikenal sebagai simbol keteguhan di tengah represi politik.
Maria Corina Machado mengalahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berambisi mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut.
Lahir di Caracas, 7 Oktober 1967, Machado merupakan seorang insinyur bidang industri lulusan salah satu universitas ternama di Venezuela, Universidad Catolica Andres Bello (UCAB).
Dia berasal dari keluarga kelas atas. Ayahnya bahkan pengusaha besar di industri baja Venezuela.
Dilansir dari Reuters, berikut profil Maria Corina Machado.
Baca juga: Bukan Unggulan, Kenapa Oposisi Venezuela Raih Nobel Kalahkan Trump?
Karier politik Machado bermula pada 2002 saat dia mendirikan organisasi bernama Sumate.
Organisasi ini merupakan lembaga pemantau pemilu yang kemudian berkembang menjadi kelompok oposisi penting di Venezuela.
Aktivismenya membuat dia berhadapan langsung dengan pemerintahan Presiden Hugo Chavez.
Dua tahun setelah bisnis keluarganya dinasionalisasi oleh pemerintah, Machado maju sebagai calon dalam pemilihan pendahuluan oposisi pada 2012, meski akhirnya kalah dari Henrique Capriles.
Namun, langkah itu menjadi tonggak penting dalam perjalanan politiknya.
Baca juga: AS Protes Trump Tak Menang Nobel, Kalah dari Oposisi Venezuela
Dua dekade kemudian, pada 2023, Machado kembali mencalonkan diri dalam pemilihan pendahuluan oposisi.
Dengan sumber daya terbatas, dia berkeliling dari satu kota kecil ke kota lain untuk berkampanye.
Upaya itu membuahkan hasil: lebih dari 2 juta warga memilihnya sebagai calon oposisi utama menghadapi Presiden Nicolas Maduro.
Namun, kemenangan itu terhenti ketika otoritas Venezuela menjegalnya. Dia dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024.