KOMPAS.com - Understanding by Design (UbD) atau yang dikenal Backward Design menjadi salah satu pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe.
Melansir dari Buku Ajar PPG bagi Guru Tertentu Modul 1 Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum) (2025) karya Dini Asri Kusnia Dewi, pada Topik 1 dijelaskan pendekatan UbD menekankan pentingnya merancang pembelajaran berdasarkan tujuan akhir yang ingin dicapai siswa.
Artinya, guru tidak langsung memulai kegiatan atau materi, melainkan dari pemahaman mendalam yang diharapkan muncul setelah proses belajar selesai.
Senada dengan buku Kurikulum Berbasis Understanding by Design untuk Membangun Kemandirian Siswa Sekolah Dasar (2024) karya Effy Mulyasari, Understanding by Design (UbD) adalah pendekatan perencanaan pembelajaran dengan konsep backward design.
Dalam Modul 1 PPG 2025 Topik 1 tentang Menerapkan Prinsip Undestanding by Design Pada Pembelajaran, bapak/ibu guru diminta untuk menuliskan cerita reflektif.
Baca juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG: Tuliskan 5 Tantangan dan Rumuskan Solusi
Berikut kunci jawaban cerita reflektif sebagai referensi bapak/ibu guru:
Berikut jawaban reflektif untuk pertanyaan ceritakan bagaimana pendekatan UbD membantu bapak/ibu dalam merancang pembelajaran yang lebih terarah dan bermakna?
Pendekatan Understanding by Design (UbD) membantu saya merancang pembelajaran dengan arah yang lebih jelas dan terukur. Melalui tiga tahap perencanaan—menentukan hasil akhir, merancang penilaian, dan menyusun kegiatan—saya dapat memastikan bahwa setiap aktivitas di kelas benar-benar mendukung pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Dengan UbD, saya tidak lagi memulai perencanaan dari kegiatan, tetapi dari tujuan pembelajaran dan pemahaman mendalam yang ingin dicapai siswa. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih bermakna karena setiap langkah didasarkan pada capaian pemahaman, bukan sekadar penyampaian materi.
Pendekatan Understanding by Design (UbD) membantu saya merancang pembelajaran dengan alur yang jelas. Saya dapat menentukan tujuan akhir terlebih dahulu, lalu menyesuaikan penilaian dan kegiatan agar relevan dengan hasil yang ingin dicapai. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih terarah dan bermakna bagi siswa.
Setelah mengenal pendekatan UbD, saya merasa perencanaan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Saya tidak lagi sekadar menyusun kegiatan, tetapi benar-benar memikirkan apa yang harus dipahami siswa di akhir proses belajar. UbD membuat saya lebih fokus pada hasil, bukan sekadar rutinitas mengajar.
Baca juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG: Rumuskan Hasil Refleksi dalam Kerangka Lampu Lalu Lintas
Pendekatan Understanding by Design (UbD) memberikan kerangka berpikir yang logis dan berorientasi pada pemahaman.
Melalui tiga tahapannya, identifikasi hasil belajar, perancangan penilaian, dan penyusunan pengalaman belajar, saya dapat memastikan keterpaduan antara tujuan, asesmen, dan kegiatan.
Pendekatan Understanding by Design (UbD) membantu saya merancang pembelajaran PPKn yang lebih terarah pada pembentukan sikap dan nilai.
Dengan UbD, saya memulai perencanaan dari pemahaman yang ingin ditanamkan kepada siswa, misalnya nilai gotong royong atau tanggung jawab sebagai warga sekolah. Setiap kegiatan kemudian saya susun agar mengarah pada pembentukan karakter tersebut, bukan hanya pada hafalan konsep.
Penerapan pendekatan UbD membantu saya merancang pembelajaran IPA yang tidak hanya fokus pada eksperimen, tetapi juga pada pemahaman konsep ilmiah di baliknya.
Misalnya, ketika mengajar topik “Sistem Pencernaan”, saya menentukan dulu big idea-nya yaitu “Tubuh manusia merupakan sistem yang saling terhubung untuk menjaga kesehatan.” Dari sana, saya menurunkan asesmen dan kegiatan eksperimen yang relevan.
Sebagai guru Bahasa Indonesia, pendekatan UbD membantu saya menyusun pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih berfokus pada pemahaman makna teks, bukan sekadar struktur bahasa.