Lawan Sesungguhnya Menanti
Seperti yang telah dilalui, ia mengatakan apa yang terjadi saat melawan Taiwan tidak akan terulang ketika menghadapi tim-tim kuat Asia Barat seperti Arab Saudi, Irak, maupun Lebanon.
Untuk itu ia menekankan pentingnya laga kontra Lebanon sebagai simulasi menghadapi lawan yang lebih solid.
“Pemain timnas Indonesia tidak akan punya waktu yang leluasa, ruang gerak yang cukup untuk berorganisasi, atau banyak kesempatan masuk kotak penalti. Itu tidak terjadi menghadapi Arab Saudi maupun Irak nantinya," kata Weshley Hutagalung.
"Ujian pertamanya menghadapi Lebanon itu mempunyai perlawanan yang cukuplah menguji kreativitas permainan kita. Semoga Lebanon memberikan pertahanan yang bagus dan ancaman transisi bertahan-menyerang yang akan menguji kemampuan Timnas Indonesia,” tegasnya.
Lebanon, Lawan dengan Rekam Jejak Solid
Saat ini timnas Lebanon datang ke Surabaya dengan catatan impresif. Mereka baru saja mengalahkan Qatar 1-0 pada laga uji coba di Doha, sekaligus hanya sekali kalah dalam lima laga terakhir.
Tim juga sedang memimpin Grup B Kualifikasi Piala Asia 2027, tanpa terkalahkan dari tiga pertandingan.
Pelatih Miodrag Radulovi, pelatih asal Montenegro, membawa gaya bermain disiplin dan agresif yang membuat Lebanon menjadi lawan tangguh.
Kombinasi pertahanan kokoh dan transisi cepat ke depan menjadi kekuatan utama mereka.
Dengan latar tersebut, laga Indonesia vs Lebanon dipastikan lebih dari sekadar uji coba. Bagi Patrick Kluivert dan anak asuhnya, duel ini adalah simulasi nyata sebelum menghadapi raksasa Asia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Oktober mendatang.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini