KOMPAS.com - Tanjung Verde sukses melangkah ke Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Kesuksesan Tanjung Verde hingga mampu menembus level Piala Dunia 2026 merupakan buah dari kesabaran selama lima tahun terakhir.
Kemenangan telak 3-0 atas Eswantini di pertandingan terakhir memastikan poin Tanjung Verde tak mampu dikejar oleh Kamerun di posisi kedua.
Baca juga: Tanjung Verde Lolos ke Piala Dunia 2026, Catat Sejarah Baru
Tanjung Verde menjadi negara keenam Afrika setelah Tunisia, Maroko, Aljazair, Mesir, dan Ghana.
Usai memastikan diri tampil di Amerika Utara tahun depan, negara berpenduduk 593.000 jiwa itu lantas mendapat sorotan dari internasional.
Media Inggris, The Guardian, menyoroti keberhasilan Tanjung Verde lolos ke Piala Dunia 2026 setelah gagal di edisi sebelumnya.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, Tanjung Verde hanya mampu finis di peringkat kedua Grup C usai kalah bersaing dengan Nigeria.
Meski begitu, federasi sepak bola Tanjung Verde (FCF) tidak tergesa-gesa mengambil keputusan setelahnya.
Baca juga: Tanjung Verde Lolos Piala Dunia 2026, Penduduk Cuma Seperempat Kota Depok
Bukannya mengganti Bubista sebagai pelatih kepala dengan yang baru, FCF memilih mempertahankannya hingga edisi berikutnya.
Termasuk saat gagal lolos ke Piala Afrika 2025, FCF masih tetap memercayakan posisi pelatih kepada Bubista.
“Meskipun gagal saat Mesir dan Botswana melaju, para pejabat tetap percaya pada pelatih lama mereka, Pedro Leitao Brito,” tulis The Guardian, Senin (13/10/2025).
Keputusan itu ternyata dirasa tepat usai Tanjung Verde justru bertransformasi menjadi tim yang jauh lebih kuat dan merebut tiket ke Piala Dunia 2026.
Para pemain Tanjung Verde berpose untuk foto tim menjelang pertandingan sepak bola Grup D Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Afrika antara Kamerun vs Tanjung Verde di Stade Ahmadou Ahidjo di Yaounde pada 8 Juni 2024. (Foto oleh Daniel Beloumou Olomo / AFP)Keberhasilan Tanjung Verde lolos ke Piala Dunia 2026 merupakan buah kesabaran federasi dalam membentuk tim nasional.
Selain tetap mempertahankan Pedro Leitao Brito (Bubista) sebagai pelatih kepala sejak 2020 lalu, mereka juga aktif menaturalisasi para pemain keturunan (diaspora).
Sebagian besar, para pemain diaspora memiliki darah Portugal, Perancis, dan Belanda.
Baca juga: Bek PSM Yuran Fernandes Rayakan Prestasi Tanjung Verde Lolos Piala Dunia 2026