Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Penyakit Tuberkulosis Mematikan? Ini Kata Pakar…

Kompas.com - 14/05/2025, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit tuberkulosis (TB) termasuk penyakit menular yang paling mematikan nomor satu di dunia saat ini.

Dokter Spesialis Paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengatakan bahwa tuberkulosis di Indonesia bisa menyebabkan kasus kematian sekitar 125.000-130.000 orang dengan jumlah kasus sekitar 1 juta lebih setiap tahunnya.

“Kalau kita hitung-hitung nih, ayo pakai kalkulator semuanya, dibagi, maka ujung-ujungnya setiap jam ada 15 orang meninggal di Indonesia karena tuberkulosis,” ujar Erlina dalam siaran Kementerian Kesehatan RI pada Minggu (11/5/2025).

Baca juga: Vaksin M72 Jadi Pilihan untuk Mengurangi Kematian akibat Tuberkulosis

Sementara menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2023, kasus TB di dunia stabil di sekitaran 10 juta.

Pada 2023, kasusnya meningkat menjadi 10,8 juta dari 10,7 juta pada 2022.

Kasus kematian akibat tuberkulosis di dunia pada 2023 berkisar 1,25 juta.

Kasus kematian terbanyak berasal dari India (26 persen) dan kedua Indonesia (10 persen).

Disusul China (6,8 persen), Filipina (6,8 persen), dan Pakistan (6,3 persen).

Baca juga: Kenapa Kasus Tuberkulosis Masih Jadi Perhatian Dunia? Ini Kata Ahli...

Tuberkulosis mematikan kenapa?

Tuberkulosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru.

Penyakit ini bisa menyebabkan kematian karena beberapa faktor, seperti yang dikutip dari Medical News Today

Faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat tuberkulosis meliputi:

  • Usia lebih tua, anak kecil, atau bayi
  • Menunda pengobatan
  • Menggunakan ventilator mekanik untuk bernapas
  • Penyerapan infeksi yang luas dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya
  • Imunosupresi, karena mengalami HIV atau menggunakan obat-obatan jangka panjang yang menurunkan kekebalan tubuh.

Adapun kondisi yang disebut resistensi obat juga bisa meningkatkan risiko kematian akibat tuberkulosis.

Resistensi obat terjadi ketika obat-obatan yang digunakan untuk mengobati TB tidak lagi bisa membunuh bakteri penyebabnya.

Baca juga: Apa Penyebab Tuberkulosis? Ini Penjelasannya...

Apa akibat dari tuberkulosis yang mematikan?

Penyakit tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyebar ke organ tubuh lain yang disebut sebagai tuberkulosis milier, seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic.

Organ lain itu bisa meliputi tulang belakang, otak, atau ginjal.

Tuberkulosis milier akan membuat penderitanya semakin sakit dengan beberapa risiko komplikasi yang meliputi:

  • Meningitis, di mana lapisan otak meradang
  • Pott’s disease, yang juga disebut TBC tulang atau spondilitis tuberkulosis
  • Addison’s disease, yang mana kelenjar adrenal terganggu
  • Hepatitis atau radang hati
  • Skrofula, yang merupakan pembengkakan kelenjar getah bening di leher.

Tuberkulosis milier terjadi ketika penyakit TB tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

Baca juga: Seberapa Mematikan Penyakit TBC? Ini Kata Spesialis Paru…

TB yang tidak diobati dengan benar juga bisa menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal lainnya.

Mengutip Medical News Today, komplikasi tuberkulosis yang mematikan lainnya tersebut, meliputi:

  • Kerusakan paru-paru yang meluas;
  • Sindrom gangguan pernapasan akut, yaitu penumpukan cairan di paru-paru, sehingga organ ini tidak dapat terisi udara;
  • Empiema, yaitu penumpukan nanah di ruang antara paru-paru dan membran di sekitarnya;
  • Amiloidosis sistemik, yaitu penumpukan protein amiloid di dalam organ, sehingga organ tersebut tidak bisa berfungsi dengan baik;
  • Kerusakan pada ganglia simpatis servikal yang menyebabkan sindrom Horner, yaitu gangguan pada jalur saraf yang memengaruhi satu wajah dan kepala;
  • Pneumothorax atau paru-paru kolaps, yang terjadi ketika udara bocor ke dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada.

Menurut studi Ellis H. Tobin dan Debbie Tristram (2024), risiko kematian akibat tuberkulosis yang tidak diobati mencapai lebih dari 50 persen.

Baca juga: Apakah Kita Kelinci Percobaan Vaksin TBC Bill Gates? Ini Kata Sang Peneliti…

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau