KOMPAS.com - Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK, mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan jenis alas kaki yang digunakan selama bencana banjir.
Hal ini penting untuk melindungi kaki dari kontaminasi air banjir yang berisiko menimbulkan cedera atau infeksi.
“Menggunakan alas kaki tertutup saat membersihkan lingkungan pasca banjir sangat disarankan untuk melindungi kaki dari kontaminasi dan cedera,” ujar dr. Arini, seperti dikutip dari Antara, Senin (10/3/2025).
Baca juga: Kenapa Saat Puasa Kulit Kering? Berikut 4 Penyebabnya...
Menurut Arini, sepatu boots berbahan karet atau plastik yang tahan air dan mudah dibersihkan merupakan pilihan yang ideal.
Alas kaki seperti ini dapat menghindarkan kaki dari berbagai partikel asing yang bisa masuk ke dalam pori-pori kulit atau melukai kulit.
Lebih lanjut, dr. Arini menjelaskan bahwa alas kaki yang digunakan sebaiknya menutupi seluruh kaki, tidak menggunakan sandal terbuka yang memungkinkan air banjir langsung mengenai kulit.
“Pastikan solnya anti-selip agar tidak mudah tergelincir. Setelah digunakan, cuci dan keringkan sepatu dengan benar untuk mencegah jamur dan bau,” katanya.
Selain itu, dr. Arini juga menyarankan agar masyarakat menggunakan kaos kaki berbahan katun atau quick-dry untuk menjaga kaki tetap kering dan mengurangi risiko infeksi.
Pemeliharaan kesehatan kulit selama bencana banjir juga menjadi perhatian penting. Langkah pertama, masyarakat harus segera cuci kulit dengan sabun antiseptik setelah kontak dengan air banjir.
Setelah itu, kulit harus dikeringkan dengan baik, terutama di sela-sela jari kaki untuk menghindari infeksi jamur. Penggunaan pelembap juga penting untuk mencegah kulit kering akibat paparan air kotor.
Bila terdapat luka kecil, ia mengimbau agar segera dibersihkan dengan antiseptik dan ditutup dengan plester untuk mencegah infeksi.
Baca juga: Seperti Apa Gatal karena Diabetes? Berikut 4 Ciri-cirinya…
Arini juga menekankan agar masyarakat tidak menggaruk area yang gatal karena dapat memperburuk iritasi dan menyebabkan infeksi sekunder.
Mengingat air banjir sering kali terkontaminasi oleh bakteri, virus, jamur, serta zat kimia berbahaya, risiko infeksi kulit sangat tinggi. Benda tajam seperti pecahan kaca atau logam tersembunyi di dalam air banjir juga dapat melukai kaki.
Beberapa penyakit kulit yang dapat muncul akibat kontak dengan air banjir, menurut dr. Arini, antara lain dermatitis iritan, infeksi jamur (tinea pedis atau kutu air), impetigo, dan selulitis.
Lebih lanjut, leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dari air kencing tikus juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan.
Arini juga mengingatkan agar masyarakat tidak bermain atau berenang di air banjir karena dapat meningkatkan risiko infeksi kulit dan penyakit sistemik.
Ia menambahkan, setelah kontak dengan air banjir, penting untuk selalu mandi dan menjaga kebersihan tubuh.
Jika mengalami gejala seperti ruam, gatal, atau luka yang sulit sembuh, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat melindungi diri dari berbagai risiko kesehatan selama bencana banjir.
Baca juga: Apa Penyebab Gatal pada Wajah dan Leher? Berikut 10 Daftarnya…
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang