KOMPAS.com - Kemarau basah yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia akhir-akhir ini membawa risiko kesehatan bagi masyarakat.
Dr. Santi, Health Management Specialist di Corporate HR Kompas Gramedia mengatakan bahwa cuaca yang tidak menentu saat ini membuat banyak gangguan kesehatan bisa bermunculan.
“Mulai karena suhu, kelembaban, dan adanya genangan air yang bisa menjadi media penular penyakit, misalnya ketika genangan air tercemar oleh kotoran dan urine tikus,” terang Santi kepada Kompas.com pada Kamis (10/7/2025).
Kemudian, Santi menyebutkan bahwa penyakit yang bisa muncul akibat kemarau basah bisa, meliputi flu, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hingga gangguan pencernaan.
Terjadinya kemarau basah di Indonesia saat ini dilaporakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Senin (7/7/2025).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan hujan akan terus turun di musim kemarau. Oleh karena itu, kondisi ini disebut sebagai kemarau basah.
Baca juga: Herbal yang Bermanfaat untuk Jaga Daya Tahan Tubuh Perempuan
Saat musim kemarau basah, Santi menjelaskan, perubahan suhu dan kelembapan yang ekstrem bisa mengganggu mekanisme pertahanan alami tubuh.
“Menjaga agar daya tahan tubuh tetap baik sangat berguna untuk menangkal berbagai gangguan kesehatan selama kemarau basah,” ujarnya.
Lalu, menurutnya cara untuk mempertahankan daya tahan tubuh tetap baik meliputi:
Ia menjelaskan bahwa makanan yang baik adalah yang bisa memberikan nutrisi bagi tubuh untuk berfungsi optimal, termasuk dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
“Usahakan agar makan seperti warna pelangi dengan lima kelompok warna karena masing-masing warna memiliki fitonutrien dengan keunggulan yang berbeda-beda, seperti vitamin, mineral, dan antioksidan,” jelasnya.
Sementara itu, menghindari beberapa makanan yang kurang atau tidak sehat juga sangat penting menurutnya untuk menguatkan daya tahan tubuh di musim kemarau basah saat ini.
Contoh makanan yang disarankan untuk dihindari meliputi makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Selain itu, makanan yang tidak terjaga kebersihannya.
Santi mengatakan bahwa olahraga berfungsi untuk memperkuat, memperbaiki, mengembangkan bagian tubuh tertentu dan menjaga atau meningkatkan kapasitas jantung serta paru-paru.
Meski cuaca tidak menentu, ia menekankan pentingnya olahraga tetap dijalankan dengan intensitas sedang, minimal 150 menit setiap minggu dalam dosis yang terbagi minimal 3 kali seminggu.
Baca juga: Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh Selama Libur Lebaran
Selain pola makan dan olahraga yang, tidur juga memengaruhi daya tahan tubuh. Sehingga, ia mendorong setiap orang untuk mendapatkan tidur yang cukup.
Pada umumnya, orang dewasa membutuhkan tidur sekitar 7-9 jam.
Ia menjelaskan, stres berkepanjangan memicu keluarnya hormon adrenalin dan kortisol yang bisa menurunkan sistem imun tubuh.
“Daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan kita lebih mudah sakit, baik akibat bakteri maupun virus,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa stres bisa memicu orang untuk melakukan hal-hal yang negatif, misalnya merokok, minum alkohol, dan menggunakan narkoba.
Semua hal-hal itu juga akan menurunkan daya tahan tubuh.
Santi mengatakan bahwa merokok memicu berbagai gangguan kesehatan, sehingga harus menghindarinya, terutama di musim yang sangat menantang bagi daya tahan tubuh ini.
Ia menjelaskan,berbagai kandungan rokok bisa merusak kulit dan selaput lendir sebagai pelindung pertama dari serangan bakteri, virus, alergen,serta menurunkan kemampuan kerja sel-sel imun.
Selain itu, Santi menyebutkan bahwa vaksinasi serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga menjadi cara dalam meningkatkan daya tahan tubuh di tengah musim kemarau basah saat ini.
Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Saat Musim Hujan
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang