Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saraf Kejepit di Leher Bisa Menyamar Jadi Migrain, Ini Penjelasan Dokter Ortopedi

Kompas.com - 05/08/2025, 16:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Nyeri kepala yang menjalar ke leher, disertai kesemutan pada tangan, kerap dianggap sebagai migrain.

Padahal, kondisi tersebut bisa menjadi pertanda saraf terjepit di leher atau cervical radiculopathy.

Dalam siaran "Siaran Sehat" Instagram Kementerian Kesehatan RI, Selasa (29/7/2025), Dr. dr. Didik Librianto, Sp.OT(K), dokter spesialis ortopedi dan konsultan tulang belakang dari RS Fatmawati, menjelaskan bahwa saraf terjepit di tulang leher dapat menimbulkan gejala yang menyerupai migrain.

"Banyak yang mengira nyeri di kepala itu migrain. Tapi ternyata, saat dilakukan pemeriksaan MRI, ditemukan bahwa ada jepitan di saraf tulang leher," ujarnya.

Baca juga: Mengenal Apa itu Saraf Kejepit, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi

Mengenali gejala saraf terjepit di leher

Menurut Didik, saraf terjepit di tulang leher sering kali tidak disadari karena keluhan utama justru muncul di kepala atau tangan. Keluhan tersebut bisa berupa:

  • Nyeri menjalar dari leher ke bahu hingga tangan
  • Kesemutan, baal, atau rasa panas di tangan
  • Nyeri kepala yang terasa berat atau seperti ditarik

"Kadang-kadang pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sebelah, tapi setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya dari saraf yang terjepit di tulang leher," kata Didik.

Ia menambahkan, rasa nyeri ini dapat memburuk saat pasien melakukan aktivitas tertentu, seperti duduk lama di depan komputer atau posisi menunduk yang berkepanjangan.

Baca juga: 6 Ciri-ciri Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai

Pentingnya deteksi dini dan penanganan tepat

Didik menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.

Pemeriksaan MRI menjadi salah satu alat bantu diagnosis yang dapat membedakan apakah keluhan disebabkan oleh masalah pembuluh darah atau penjepitan saraf.

"Kalau memang keluhannya lebih dominan ke arah penjepitan saraf, biasanya pasien kami sarankan untuk MRI. Dari situ akan terlihat apakah ada HNP (hernia nukleus pulposus) atau pergeseran di ruas tulang leher yang menekan saraf," jelasnya.

Perhatikan posisi leher dan gaya hidup

Postur tubuh yang buruk, seperti terlalu lama menunduk saat bekerja atau bermain gawai, dapat menjadi faktor risiko penjepitan saraf leher.

Untuk itu, dr. Didik mengingatkan pentingnya menjaga posisi tubuh dan melakukan peregangan secara berkala.

"Jangan biarkan posisi leher menunduk terus-menerus. Harus ada jeda untuk peregangan dan mengubah posisi," ujarnya.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Saraf Kejepit di Pinggul

Kapan harus ke dokter?

Apabila nyeri kepala disertai gejala menjalar ke lengan, kesemutan, atau kelemahan otot tangan, sebaiknya segera periksa ke dokter spesialis.

Diagnosis dan penanganan yang tepat sangat krusial agar kondisi tidak berkembang menjadi gangguan permanen.

"Kalau ada gejala yang menetap atau semakin berat, terutama menjalar dari leher ke tangan, jangan tunda ke dokter. Karena semakin cepat ditangani, peluang pemulihannya juga lebih baik," kata Didik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau