KOMPAS.com - Banyak orang pernah merasakan hari di mana buang air besar (BAB) terasa lancar, nyaman, dan melegakan. Tapi di sisi lain, ada juga hari-hari di mana tubuh terasa tidak sinkron, setelah duduk di toilet, hasilnya nihil.
Bila ini terjadi terlalu sering, bisa jadi ada kebiasaan sepele yang tanpa sadar memperburuk sistem pencernaan kamu.
Salah satu kebiasaan yang paling sering dilakukan, namun jarang disadari efek buruknya adalah menunda buang air besar saat merasa ingin.
“Jangan abaikan keinginan buang air besar. Ini akan menyebabkan feses lebih keras dan lebih sulit dikeluarkan nantinya,” ujar Andrew Moore, direktur medis gastroenterologi di Swedish Hospital, bagian dari Endeavour Health System, dikutip dari Eating well, Sabtu (18/10/2025).
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Buang Air Besar Terus-menerus seperti Air
Menunda BAB terlalu lama juga bisa mengganggu mekanisme tubuh. Menurut Dr. Rabia A. De Latour, asisten profesor kedokteran di NYU Grossman School of Medicine, ada waktu tertentu yang ideal antara munculnya dorongan dan keinginan nyata untuk ke toilet.
Menurutnya, menunda terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beradaptasi dan mengabaikan sensasi tersebut.
Bila ini terus dilakukan, efek jangka panjangnya bisa menyebabkan sembelit yang berlangsung terus-menerus.
Baca juga: Perilaku Buang Air Besar Dapat Mencegah Penyebaran Polio, Kok Bisa?
Ilustrasi buang air besar. Peneliti menemukan bahwa perubahan bakteri dalam tinja bisa menjadi tanda awal kanker pankreas yang selama ini sulit terdeteksi.Tak hanya menunda BAB, ada beberapa kebiasaan lain yang juga bisa memperburuk kesehatan pencernaan. Simak penjelasan lengkapnya.
Dr. Fola May dari UCLA menyarankan, agar waktu duduk di toilet dibatasi maksimal 10 menit.
Duduk terlalu lama, misalnya 20-30 menit sambil main HP atau baca buku, bisa memberikan tekanan berlebihan pada otot dasar panggul.
"Saat Anda duduk di toilet, Anda sebenarnya sedang menegangkan otot-otot dasar panggul, dan ketika Anda menegangkan otot-otot tersebut dalam waktu yang lama, lebih dari 10 menit, Anda akan melemahkan otot-otot tersebut seiring waktu," ujarnya
Baca juga: 6 Akibat Sering Menahan Buang Air Besar untuk Kesehatan
Akibatnya, risiko terkena wasir dan inkontinensia (sulit menahan buang air) meningkat.
Hampir 70 persen orang Amerika mengaku membawa ponsel ke toilet. Meskipun tampak sepele, kebiasaan ini sebenarnya memperpanjang waktu duduk di toilet.
“Membawa ponsel ke kamar mandi membuat Anda menghabiskan waktu lebih lama di toilet, yang seiring waktu lebih lama di toilet, yang seiring waktu dapat meningkatkan risiko wasir atau melemahnya otot dasar panggul,” kata Moore.
Hal ini lama-kelamaan dapat berdampak buruk pada otot panggul dan memicu gangguan buang air besar.
Mengejan berlebihan juga bukan solusi. May menegaskan bahwa mengejan terlalu keras saat BAB bisa menyebabkan nyeri bahkan pendarahan.
Baca juga: 3 Manfaat Kita Buang Air Besar untuk Kesehatan
Jika kamu merasa perlu mengejan keras untuk mengeluarkan feses, bisa jadi itu tanda sembelit yang perlu dikonsultasikan ke dokter.
Untuk memperbaiki kebiasaan BAB, para ahli menyarankan beberapa langkah sederhana sebagai berikut.
Serat membantu melunakkan feses dan memperlancar proses pencernaan. Kamu bisa mendapatkannya dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.
Tubuh yang kekurangan cairan akan menarik lebih banyak air dari feses, sehingga membuatnya keras dan sulit dikeluarkan.
Baca juga: Minum Apa agar Buang Air Besar Lancar? Berikut 5 Daftarnya…
“Jika Anda dehidrasi, usus akan menarik air sebanyak mungkin dari feses, dan itu bisa menyebabkan sembelit,” jelas Latour.
Institute of Medicine of the National Academies merekomendasikan sekitar 11 gelas air per hari untuk wanita dan 16 gelas untuk pria, termasuk cairan dari makanan seperti sup, buah, dan sayur.
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki 20 menit setiap hari cukup membantu merangsang sistem pencernaan agar bekerja lebih efisien.
Intinya, mendengarkan sinyal tubuh adalah kunci utama agar sistem pencernaan berjalan normal. Sementara menunda BAB hanya akan menambah masalah di kemudian hari.
Baca juga: Seberapa Sering Normalnya Kita Harus Buang Air Besar?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang