Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya

Kompas.com - 28/05/2025, 09:41 WIB
Dwi NH

Penulis

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji dalam peluncuran program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (27/5/2025). DOK. Kemendukbangga/BKKBN Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji dalam peluncuran program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (27/5/2025). 

KOMPAS.com - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/ BKKBN meluncurkan program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) sebagai solusi untuk mendukung pekerja perempuan agar tetap produktif meski telah menikah dan memiliki anak.

Program tersebut diluncurkan secara serentak di seluruh Indonesia, Selasa (27/5/2025). Salah satunya di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim).

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyebut bahwa banyak perempuan terpaksa berhenti bekerja setelah melahirkan karena tidak memiliki akses terhadap pengasuhan anak yang memadai.

Situasi tersebut menurunkan angka partisipasi kerja perempuan dan berdampak pada produktivitas nasional.

Baca juga: Bonus Demografi atau Bonus Produktivitas? (Bagian II)

"Harapan saya, pekerja perempuan yang memiliki anak bisa tetap bekerja. Karena ada juga yang setelah menikah dan punya anak memilih berhenti bekerja. Ini mengurangi angka produktivitas," kata Wihaji melalui siaran persnya, Rabu (28/5/2025).

Program Tamasya hadir sebagai jawaban atas isu penurunan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan serta untuk memperkuat pemanfaatan bonus demografi.

TPAK nasional saat ini masih berada di angka 66,17 persen pada Agustus 2024, jauh di bawah rata-rata negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang mencapai 81,9 persen.

Tamasya mengintegrasikan layanan penitipan anak yang aman, terjangkau, dan berkualitas ke dalam lingkungan kerja.

Baca juga: 14 Red Flags yang Harus Diwaspadai di Lingkungan Kerja

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji dalam peluncuran program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (27/5/2025). DOK. Kemendukbangga/BKKBN Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji dalam peluncuran program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan milik PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (27/5/2025). 

Peluncuran Tamasya di PT DSN dipilih karena perusahaan ini telah memiliki 91 TPA yang melayani 1.860 anak dengan dukungan 186 pengasuh.

PT DSN juga dikenal aktif berkontribusi dalam aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Komitmen perusahaan terhadap pemenuhan hak pekerja, khususnya dalam hal pengasuhan anak, dinilai kuat dan konsisten.

“Hal ini dilakukan agar anak-anak juga mendapatkan hak atas masa depan yang baik. Ibunya bisa tetap bekerja, sementara anaknya mendapat sentuhan kasih sayang. Semua bisa berjalan bersama, semuanya bahagia,” ujar Wihaji saat meluncurkan program Tamasya, Selasa.

Selain mendukung produktivitas perempuan, program Tamasya juga sejalan dengan target pembangunan nasional, yakni menjaga angka kelahiran (TFR) tetap seimbang di angka 2,1, meningkatkan Indeks Kualitas Keluarga hingga 80 persen, serta menurunkan angka stunting menjadi 5 persen pada 2045.

"Pemerintah hadir memberikan solusi, salah satunya adalah Tamasya," ucap Wihaji.

Baca juga: Soal Dukung Prabowo di Pilpres 2029, PKS Fokus Sukseskan Asta Cita

“Saya menjalankan Asta Cita dari Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Tugas saya ada dua. Pertama, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kedua, pengentasan kemiskinan,” sambungnya.

Libatkan enam kementerian

Tamasya dilaksanakan melalui kerja sama enam kementerian, yakni BKKBN, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Sosial, serta Kementerian Ketenagakerjaan.

Enam kementerian itu telah menerbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang Pembentukan dan Penyelenggaraan Tempat Penitipan Anak (TPA) di lingkungan kementerian/ lembaga, pemerintah daerah, BUMN/D, swasta, dan masyarakat..

Program Tamasya merupakan bentuk implementasi konkret dari Undang-undang (UU) Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan.

UU itu menjamin pemenuhan hak serta kebutuhan dasar ibu dan anak sejak masa awal kehidupan.

Baca juga: Brigitte, Ibu Negara Perancis yang Dulunya Guru SMA Emmanuel Macron

Selain itu, Tamasya juga selaras dengan amanat UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mewajibkan pengusaha menyediakan fasilitas kesejahteraan bagi pekerja dan keluarganya, termasuk tempat penitipan anak.

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli meyakini program Tamasya akan berdampak positif terhadap produktivitas pekerja, khususnya perempuan yang memiliki anak.

“Dengan adanya Tamasya, para pekerja bisa lebih tenang dan fokus dalam bekerja tanpa harus mengesampingkan peran penting mereka dalam keluarga,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Yassierli melalui video yang ditayangkan dalam acara peluncuran program, sebagai bentuk dukungan terhadap pembentukan dan penyelenggaraan TPA di berbagai sektor—baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN/D, swasta, maupun masyarakat.

Baca juga: Baznas Jabar Mengaku Sempat Didatangi Aliansi Masyarakat hingga LSM Pertanyakan Dugaan Korupsi

Kemendukbangga/BKKBN juga menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap TPA mendapat pendampingan pengasuhan yang layak, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN Tahun 2025–2029.

Lebih jauh, program Tamasya menjadi bagian dari pelaksanaan Asta Cita keempat, yaitu penguatan pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, serta peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Program tersebut juga mendukung Asta Cita keenam yang berfokus pada pembangunan dari desa dan dari bawah demi pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pembangunan keluarga berbasis siklus hidup.

Terkini Lainnya
Kemendukbangga Susun Peta Jalan Pembangunan Kependudukan, Konsorsium Perguruan Tinggi Deklarasikan Dukungan
Kemendukbangga Susun Peta Jalan Pembangunan Kependudukan, Konsorsium Perguruan Tinggi Deklarasikan Dukungan
Kemendukbangga/BKKBN
 Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya
Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya
Kemendukbangga/BKKBN
Hadapi Fase Krusial Bonus Demografi, Kemendukbangga: Pembangunan Manusia Indonesia Dimulai dari Keluarga
Hadapi Fase Krusial Bonus Demografi, Kemendukbangga: Pembangunan Manusia Indonesia Dimulai dari Keluarga
Kemendukbangga/BKKBN
Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, BKKBN Canangkan Pelayanan KB Serentak 1 Juta Akseptor
Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, BKKBN Canangkan Pelayanan KB Serentak 1 Juta Akseptor
Kemendukbangga/BKKBN
Tingkatkan Peran Ayah dalam Keluarga, Menteri Wihaji Luncurkan Program GATI
Tingkatkan Peran Ayah dalam Keluarga, Menteri Wihaji Luncurkan Program GATI
Kemendukbangga/BKKBN
Kemendukbangga/BKKBN Resmi Gelar Pelatihan Teknis Substantif Kampung Keluarga Berkualitas 2025
Kemendukbangga/BKKBN Resmi Gelar Pelatihan Teknis Substantif Kampung Keluarga Berkualitas 2025
Kemendukbangga/BKKBN
Tinjau SPPG di Bogor, Wamendukbangga Tegaskan Pentingnya Program MBG untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045
Tinjau SPPG di Bogor, Wamendukbangga Tegaskan Pentingnya Program MBG untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kemendukbangga/BKKBN
Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Monitor Program Genting di Tanah Papua
Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Monitor Program Genting di Tanah Papua
Kemendukbangga/BKKBN
Menteri Wihaji Kunjungi Bangli, Pantau Langsung Keluarga Risiko Stunting
Menteri Wihaji Kunjungi Bangli, Pantau Langsung Keluarga Risiko Stunting
Kemendukbangga/BKKBN
Inovasi Oke Gas Magis Karimata Kreasikan Cegah Stunting dari Hulu dan Dorong Ketahanan Pangan
Inovasi Oke Gas Magis Karimata Kreasikan Cegah Stunting dari Hulu dan Dorong Ketahanan Pangan
Kemendukbangga/BKKBN
Wamendukbangga/BKKBN Pastikan Program Genting di Lampung Tepat Sasaran
Wamendukbangga/BKKBN Pastikan Program Genting di Lampung Tepat Sasaran
Kemendukbangga/BKKBN
Kemendukbangga/BKKBN Luncurkan Logo baru, Wihaji: Simbol Semangat Baru
Kemendukbangga/BKKBN Luncurkan Logo baru, Wihaji: Simbol Semangat Baru
Kemendukbangga/BKKBN
Lewat “Oke Gas Magis Karimata”, BKKBN Kalbar Cegah Stunting di Kepulauan Karimata
Lewat “Oke Gas Magis Karimata”, BKKBN Kalbar Cegah Stunting di Kepulauan Karimata
Kemendukbangga/BKKBN
Pengukuhan Duta Orangtua Hebat Nasional, Upaya BKKBN Dorong Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
Pengukuhan Duta Orangtua Hebat Nasional, Upaya BKKBN Dorong Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
Kemendukbangga/BKKBN
Menginap di Rumah Warga Keluarga Berisiko
Menginap di Rumah Warga Keluarga Berisiko "Stunting", Menteri Wihaji Ingin Identifikasi Langsung Penyebab "Stunting"
Kemendukbangga/BKKBN
Bagikan artikel ini melalui
Oke