Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia

Kompas.com - 17/06/2025, 20:34 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Jul Antoni mengatakan penyusunan dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (NDC) perlu dilakukan secara realistis, inklusif serta dapat dieksekusi secara nyata.

"Tentu kita akan menjaga nama baik kita di depan dunia internasional. Bahwa kita men-submit suatu dokumen yang bisa dikerjakan dan dieksekusi. Karena kalau kita membuat satu target yang ambisius dan pada akhirnya kita tidak mampu melakukannya, justru akan membuat wajah diplomasi yang sekarang kita kejar itu menjadi tidak baik,” kata Menhut Raja Juli Antoni.

Hal itu disampaikan juga dalam sambutan di Pembahasan Penyusunan Second NDC bersama para anggota Friends of NDC di Jakarta, Senin (16/6/2025), bahwa dokumen Second NDC yang sedang disusun agar lebih realistis dan teknokratis, yang pada akhirnya nanti bisa dikerjakan sesuai dengan komitmen Indonesia kepada dunia.

Dia juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq serta tim penyusun yang telah bekerja keras menyusun draft Second NDC. Mengingat Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional memiliki tanggung jawab moral dan diplomatik dalam menghadapi krisis iklim global.

Baca juga: Gakkum Kehutanan Bongkar Kasus Perdagangan Sisik Trenggiling di Medsos

Namun, dalam saat bersamaan Menhut menekankan menekankan bahwa diplomasi Indonesia harus ditopang oleh realitas di lapangan.

Dalam konteks sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU), Menhut Raja Juli menyampaikan target net sink sebesar -93,7 juta ton CO2 ekuivalen (skenario rendah) hingga -119,9 juta ton CO2 ekuivalen (skenario tinggi) pada 2030 adalah ambisius, dan harus dipertimbangkan secara realistis. Dengan memperhatikan berbagai dinamika pembangunan nasional, seperti ketahanan pangan dan pengembangan bioenergi.

"Kita punya domestic interest, kita punya economic interest, kita punya political interest. tentu komitmen tersebut tetap harus kita jaga dengan kemudian membuat satu penghitungan data yang juga lebih realistis," tutur Menhut.

Dia mendorong seluruh sektor untuk menyelesaikan pekerjaan rumah masing-masing dan memberikan kontribusi data yang solid untuk mendukung target nasional.

Ia mengusulkan pendekatan yang transparan, inklusif, dan partisipatif, dalam penyusunan NDC agar dokumen yang dihasilkan benar-benar merepresentasikan kondisi dan kapasitas nasional.

"Wajah internasional kita harus cantik sedemikian rupa, tetapi juga kecantikan yang ditampilkan itu juga merepresentasikan apa yang sebenarnya terjadi. Tidak hanya polesan 'kosmetik', saya kira, tapi suatu yang memang bisa kita kerjakan," ucap Menhut Raja Juli Antoni.

Baca juga: Revisi UU Kehutanan: Perubahannya Harus Fundamental, Lebih Inklusif

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau