Fatherless adalah kondisi ketika seorang ayah tidak hadir dalam kehidupan anaknya, baik secara fisik, psikologis, maupun emosional.
Untuk laki-laki, mereka bisa tumbuh menjadi sosok yang kemayu dan tidak tegas. Sedangkan pada perempuan, mereka bisa dengan mudah jatuh cinta dengan sembarang pria.
Founder Fatherman sekaligus praktisi Islamic parenting Ustaz Bendri menuturkan, ayah bisa memperbaiki kondisi fatherless dengan melakukan dua hal.
“Namanya membayar utang dan membasuh luka pengasuhan,” terang dia dalam podcast Kompas Lifestyle, Ruang Keluarga, bertajuk “Fatherless Bikin Anak Mudah Jatuh Cinta pada Orang yang Salah”, Rabu (13/11/2024).
Cara memperbaiki kondisi fatherless
1. Membayar utang pengasuhan
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah “membayar utang” pengasuhan. Sejatinya, seorang anak memiliki hak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibunya.
Namun, pada anak yang tumbuh dalam kondisi fatherless, mereka hanya memperoleh kasih sayang dari sang ibunda.
Jika ayah mulai sadar dan ingin hadir untuk anak, berikan hak yang sebelumnya tidak dimiliki oleh sang buah hati.
“Ketika dari kecil kita abai, cuek, enggak memberikan (kasih sayang), itu namanya utang,” terang Bendri.
Utang tersebut bisa muncul melalui perilaku anak, misalnya mereka tumbuh menjadi anak yang menyebalkan, lamban dalam segala hal, penakut, cuek, menutup diri, gampang marah, atau susah bergaul.
Menurut Bendri, utang perlu dibayar oleh ayah dengan membasuh luka pengasuhan.
2. Membasuh luka pengasuhan
Membasuh luka pengasuhan berkaitan dengan psikologis anak yang terdampak kondisi fatherless, yang mana bisa dilihat dari perilakunya.
Ketika ayah menyadari perilaku tersebut, tuntaskan apa yang seharusnya dituntaskan dengan membasuh luka pengasuhan, alias menjalin kembali hubungan yang sebelumnya tidak ada dengan anak (reconnection).
“Karena, masalah utama sekarang dengan ayah adalah disconnection (tidak terhubung). Untuk reconnection ini butuh waktu, dan anak butuh waktu untuk yakin bahwa ayahnya benar-benar hadir,” kata Bendri.
Sebagai contoh, seorang ayah yang menyadari kesalahannya dalam pengasuhan karena “tidak hadir” jangan sekadar mengucapkan permintaan maaf.
Kemudian keesokan harinya, sang ayah tidak melakukan hal yang dibutuhkan oleh anak untuk merasa bahwa ayahnya “hadir” kembali.
“Enggak pernah duduk dan ngobrol bersama. Kalaupun ada, malah main gadget. Jadi, deklarasi ayah dengan minta maaf itu diwujudkan dengan tindakan. Harus memahami apa yang anak butuhkan, apa bahasa cinta mereka,” tegas Bendri.
Ketika ayah memahami apa yang anak inginkan dan bahasa cinta anak, kondisi fatherless yang dialami anak bisa perlahan pulih.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/11/20/083100320/2-cara-yang-bisa-dilakukan-ayah-untuk-perbaiki-kondisi-fatherless-anak