Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangis Itu Melepaskan Tekanan Mental dan Menyehatkan

Kompas.com - 28/10/2025, 08:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber CNA

KOMPAS.com - Betapa enaknya jadi bayi, bisa menangis sepuasnya tanpa dihakimi. Justru disayangi, ditenangkan, diberi makan. Kadang, itu saja sudah cukup membuat hari terasa lebih baik. 

Tapi begitu dewasa, air mata harus disembunyikan. Di kantor, tangisan hanya boleh di kamar mandi, itu pun sambil berharap bilik sebelah kosong agar kerentananmu tak jadi bahan gosip. Dunia di luar sana terasa keras, bahkan untuk sekadar menangis sendirian.

Baca juga: Berapa Kalori yang Terbakar Saat Menangis?

Mengapa kita menangis

Kita semua punya alasan untuk menangis. Entah itu karena kepergian orang terkasih, konflik pekerjaan, atau sekadar menemukan sesuatu yang menyentuh di media sosial. 

Dr. Alla Demutska, direktur klinis psikoterapi dan konseling di The School of Positive Psychology, mengatakan menangis adalah pengalaman yang unik bagi manusia.

"Sementara hewan menghasilkan air mata untuk melindungi mata, hanya manusia yang menangis secara emosional. Filsuf Hippocrates berteori bahwa air mata adalah 'uap dari hati yang mendidih karena emosi'," katanya.

Saat bayi, kita menangis untuk menandakan kebutuhan dasar kita; lapar, tidak nyaman, dan bahaya. Namun, dengan bertambahnya usia, serta menjalani babak-babak penting dalam hidup, termasuk pernikahan, kelahiran, dan kehilangan, tangisan bergeser menjadi tangisan yang lebih pelan, mengekspresikan kedalaman emosi yang kompleks.

Baca juga: 3 Cara Meredakan Emosi yang Meluap Menurut Psikiater

Ilustrasi berduka.Dok. Freepik/Freepik Ilustrasi berduka.

"Seperti panci presto, menangis dapat berfungsi sebagai katup tekanan untuk melepaskan perasaan tertekan seperti sedih, frustrasi, atau bahkan bahagia", kata Serene Lee, seorang psikoterapis dan pendiri pusat konseling ICCT.sg.

Secara fisik, menangis memungkinkan tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan prolaktin melalui air mata.

Baca juga: Waspadai Tanda Hormon Stres Kortisol Tinggi pada Tubuh

"Setelah menangis, tubuh menjadi rileks, detak jantung melambat dan napas menjadi lebih dalam, dan itulah mengapa kita sering merasa lebih ringan atau lebih damai," kata Lee.

Tetapi mengapa kita juga menangis saat bahagia? Itu terjadi ketika sistem emosional dipenuhi oleh intensitas positif. 

"Jalur emosional di otak dapat tumpang tindih untuk kesedihan dan kebahagiaan, sehingga menangis menjadi pelampiasan emosi yang kuat," kata Lee.

Kita meneteskan air mata saat bahagia karena emosi kita 'terlalu meluap' untuk ditampung. Menangis membantu tubuh kita melepaskan luapan emosi tersebut, meskipun positif. Menangis juga berfungsi sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur, kelegaan, atau ikatan batin yang mendalam.

Seberapa sering manusia menangis

Saat bayi berusia enam minggu, ia akan menangis rata-rata sekitar 2,25 jam per hari, menurut meta-analisis studi yang melibatkan hampir 8.700 bayi di seluruh dunia. Pada usia 12 minggu, rata-rata tangisannya akan berkurang menjadi 68 menit per hari. Dan itu baru permulaan.

Baca juga: Sering Curhat ke Chatbot AI, Waspadai Risiko Ketergantungan Emosional

Seiring pertumbuhan dewasa, perempuan menangis jauh lebih banyak daripada laki-laki, yaitu 30 hingga 64 kali per tahun (sebagai perbandingan, laki-laki menangis lima hingga 17 kali per tahun). 

Namun, hal ini bukan disebabkan oleh perbedaan biologis seperti hormon. Sebaliknya, perbedaan frekuensi ini mencerminkan norma ekspresifitas, kata Dr. Demutska, mengutip sebuah studi yang mengamati lebih dari 7.000 individu dari 37 negara.

Halaman:


Terkini Lainnya
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
Parenting
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Wellness
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
Wellness
5 Zodiak yang Sering Curhat Saat Nongkrong, Ada Cancer dan Virgo
5 Zodiak yang Sering Curhat Saat Nongkrong, Ada Cancer dan Virgo
Wellness
6 Ciri Anak CIBI yang Cerdas dan Berbakat Menurut Psikolog
6 Ciri Anak CIBI yang Cerdas dan Berbakat Menurut Psikolog
Parenting
Genetik Vs Lingkungan, Mana yang Lebih Berperan dalam Membentuk Anak CIBI?
Genetik Vs Lingkungan, Mana yang Lebih Berperan dalam Membentuk Anak CIBI?
Parenting
Nama Anak Paling Populer di Jepang 2025, Penuh Makna Bisa Jadi Inspirasi
Nama Anak Paling Populer di Jepang 2025, Penuh Makna Bisa Jadi Inspirasi
Parenting
Anak CIBI Butuh Stimulasi agar Tidak Bosan dan Tetap Berprestasi Menurut Psikolog
Anak CIBI Butuh Stimulasi agar Tidak Bosan dan Tetap Berprestasi Menurut Psikolog
Parenting
Benarkah Anak CIBI Termasuk Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog
Benarkah Anak CIBI Termasuk Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog
Parenting
Selain Pangeran Andrew, Ini 7 Anggota Kerajaan yang Pernah Dicopot Gelarnya
Selain Pangeran Andrew, Ini 7 Anggota Kerajaan yang Pernah Dicopot Gelarnya
Wellness
Apa yang Dimaksud Anak CIBI yang IQ-nya di Atas Rata-rata?
Apa yang Dimaksud Anak CIBI yang IQ-nya di Atas Rata-rata?
Parenting
Gaya 13 Seleb Menonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Aurel Pakai Baju Arsy
Gaya 13 Seleb Menonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Aurel Pakai Baju Arsy
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau