Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selalu Buruk, Ini Dampak Perceraian pada Kesejahteraan Mental Menurut Psikolog

Kompas.com - 30/10/2025, 14:35 WIB
Devi Pattricia,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perceraian bisa jadi awal dari proses penyembuhan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik, meski kerap dipandang sebagai akhir kisah cinta dan simbol kegagalan.

Psikolog Klinis, Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog menuturkan, dampak perceraian terhadap kesejahteraan seseorang sangat bergantung pada kondisi hubungan sebelum keputusan itu diambil. Menurutnya, setiap individu memiliki pengalaman emosional yang berbeda dalam menjalani fase perpisahan.

Baca juga:

“Satu penelitian ini mengungkapkan bahwa pasangan yang hubungannya kurang baik sebelum bercerai, bisa jadi hubungannya meningkat setelah bercerai,” ujar Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Menurut Winona, keputusan untuk berpisah dalam beberapa kasus justru membantu individu terbebas dari tekanan yang menumpuk selama menjalani hubungan yang tidak sehat.

“Hal ini terjadi karena tekanan psikologisnya berkurang, konflik-konfliknya juga tidak se-intense pada saat masih bersama,” katanya.

Artinya, bagi mereka yang selama ini hidup dalam ketegangan atau konflik berulang, perceraian bisa menjadi titik balik untuk memulihkan diri dan mendapatkan kembali kestabilan emosional.

Namun, kondisi ini tidak bisa digeneralisasi untuk semua orang. Sebab, setiap orang memiliki riwayat hubungan dan cara yang berbeda memproses perceraian.

Dampak perceraian bergantung pada relasi pasangan

Psikolog menjelaskan, perceraian tak selalu berarti kegagalan. Dalam banyak kasus, berpisah jadi jalan memulihkan kesejahteraan emosional diri.Dok. Freepik/Drazen Zigic Psikolog menjelaskan, perceraian tak selalu berarti kegagalan. Dalam banyak kasus, berpisah jadi jalan memulihkan kesejahteraan emosional diri.

Winona menambahkan, perceraian tidak selalu membawa dampak positif terhadap kesejahteraan.

Sebaliknya, bagi pasangan yang sebenarnya memiliki hubungan cukup baik tapi tetap memilih bercerai, justru bisa mengalami penurunan kesejahteraan setelahnya.

“Tetapi orang yang pernikahannya itu sebenarnya cukup baik, tapi ternyata memutuskan untuk berpisah, hal ini justru mengalami penurunan kesejahteraan, penurunan well-being setelah bercerai,” tuturnya.

Kondisi ini bisa muncul karena rasa kehilangan, penyesalan, atau perubahan besar dalam rutinitas hidup.

Hubungan yang sebelumnya stabil dan saling mendukung dapat meninggalkan kekosongan emosional saat berakhir.

“Jadi penting, baik buruknya perceraian terhadap seseorang itu bergantung pada bagaimana relasi mereka sebelum, saat, dan sesudah bercerai,” jelas Winona.

Baca juga:

Perceraian bukan kegagalan, tapi bentuk kesadaran diri

Perceraian bisa jadi bentuk penyelamatan kesejahteraan diri

Psikolog menjelaskan, perceraian tak selalu berarti kegagalan. Dalam banyak kasus, berpisah jadi jalan memulihkan kesejahteraan emosional diri.Dok. Freepik/jcomp Psikolog menjelaskan, perceraian tak selalu berarti kegagalan. Dalam banyak kasus, berpisah jadi jalan memulihkan kesejahteraan emosional diri.

Bagi sebagian orang, perceraian sering dianggap sebagai tanda kegagalan dalam membangun rumah tangga.

Padahal, menurut Winona, keputusan berpisah tidak selalu berarti gagal mempertahankan hubungan.

“Perceraian ini bukan solusi tunggal yang instan, bukan juga sebuah kegagalan. Tapi kita perlu lihat apakah hubungan ini masih aman dan sehat untuk keduanya,” kata Winona.

Ia menegaskan, tujuan dari hubungan seharusnya adalah menciptakan relasi yang saling mendukung dan menumbuhkan.

Namun, ketika hubungan justru membuat seseorang merasa tertekan, kehilangan jati diri, atau mengalami gangguan emosional, berpisah bisa menjadi langkah untuk menyelamatkan kesejahteraan diri.

“Dalam beberapa kasus, kalau upaya perbaikan sudah banyak ditempuh, ternyata tidak kunjung membaik dan justru merusak mental diri sendiri, pasangan, dan kesehatan dalam relasi, maka melepaskan bisa jadi opsi,” ujar Winona.

Baca juga:

Menemukan keseimbangan setelah berpisah

Lebih lanjut, Winona menjelaskan, perceraian bukan akhir dari perjalanan seseorang, melainkan proses adaptasi panjang untuk menemukan keseimbangan baru dalam hidup.

Seseorang yang mampu menerima realitas, memaafkan diri sendiri, dan belajar dari pengalaman sebelumnya cenderung lebih cepat pulih secara emosional.

Kesejahteraan hidup pasca-perceraian bergantung pada cara seseorang merespons perubahan itu, apakah dengan berlarut dalam penyesalan, atau dengan memilih untuk memperbaiki diri.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
Parenting
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Wellness
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
Wellness
5 Zodiak yang Sering Curhat Saat Nongkrong, Ada Cancer dan Virgo
5 Zodiak yang Sering Curhat Saat Nongkrong, Ada Cancer dan Virgo
Wellness
6 Ciri Anak CIBI yang Cerdas dan Berbakat Menurut Psikolog
6 Ciri Anak CIBI yang Cerdas dan Berbakat Menurut Psikolog
Parenting
Genetik Vs Lingkungan, Mana yang Lebih Berperan dalam Membentuk Anak CIBI?
Genetik Vs Lingkungan, Mana yang Lebih Berperan dalam Membentuk Anak CIBI?
Parenting
Nama Anak Paling Populer di Jepang 2025, Penuh Makna Bisa Jadi Inspirasi
Nama Anak Paling Populer di Jepang 2025, Penuh Makna Bisa Jadi Inspirasi
Parenting
Anak CIBI Butuh Stimulasi agar Tidak Bosan dan Tetap Berprestasi Menurut Psikolog
Anak CIBI Butuh Stimulasi agar Tidak Bosan dan Tetap Berprestasi Menurut Psikolog
Parenting
Benarkah Anak CIBI Termasuk Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog
Benarkah Anak CIBI Termasuk Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog
Parenting
Selain Pangeran Andrew, Ini 7 Anggota Kerajaan yang Pernah Dicopot Gelarnya
Selain Pangeran Andrew, Ini 7 Anggota Kerajaan yang Pernah Dicopot Gelarnya
Wellness
Apa yang Dimaksud Anak CIBI yang IQ-nya di Atas Rata-rata?
Apa yang Dimaksud Anak CIBI yang IQ-nya di Atas Rata-rata?
Parenting
Gaya 13 Seleb Menonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Aurel Pakai Baju Arsy
Gaya 13 Seleb Menonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Aurel Pakai Baju Arsy
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau