JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku love scamming di Jakarta Pusat terus berupaya memikat korbannya dengan berbagai cara, termasuk menggunakan foto profil palsu di aplikasi kencan.
Kapolsek Gambir Komisaris Rezeki R Respati mengungkapkan, para pelaku awalnya membuka aplikasi seperti OKCupid, Bumble, dan Tinder.
Lalu, mereka memasang foto menarik yang bukan milik mereka, untuk menarik perhatian wanita.
Baca juga: Polisi Buru WN China Otak Investasi Bodong Bermodus Love Scamming di Jakpus
"Memasang foto mereka seolah sebagai laki-laki, tapi pakai foto profil orang lain yang menarik. Jadi, korbannya adalah wanita," jelas Respati dalam rilis di kantornya pada Selasa (28/1/2025).
Sebelum melakukan pendekatan, para pelaku cermat dalam memilih korban dari kalangan ekonomi kelas menengah atas, misalnya pengacara, dokter, atau lainnya.
Melalui aplikasi kencan, pelaku mulai membujuk rayu para korban. Pelaku butuh waktu antara 5-10 hari untuk menjerat korban.
"Pada saat korbannya yang perempuan ini sudah mulai tertarik, baru diajak untuk komunikasi lewat WA," tambahnya.
Setelah berpindah ke WhatsApp, pelaku akan membangun komunikasi yang lebih mendalam, hingga akhirnya korban tergiur untuk melakukan investasi bodong di aplikasi bernama WISH.
Baca juga: Berawal dari Aplikasi Kencan, Korban Love Scamming di Jakpus Ditipu Investasi Fiktif
"Diajak seolah-olah ada investasi, menghasilkan 10-25 persen profit," tegas Respati.
Namun, aplikasi investasi tersebut ternyata fiktif dan hanya digunakan oleh pelaku untuk mengeruk uang korban.
Aksi penipuan ini terungkap setelah Polsek Gambir melakukan patroli cyber.
Setelah penyelidikan, sebanyak 20 pelaku berhasil ditangkap di Apartemen Batavia, Karetengsin, Tanah Abang.
Mereka yang ditangkap antara lain berinisial INB (42), AKP (28), MAM (28), MAAN (27), RN (27), dan lainnya.
Baca juga: 20 Pelaku Penipuan Investasi Bodong Modus Love Scamming di Jakpus Ditangkap Polisi
"Ada pun TKP, dekat di sini di Apartemen Batavia. Setelah kami melakukan patroli cyber dan penyelidikan, pelaku dapat kami deteksi di lokasi tersebut," ujar Respati.
Sejauh ini, korban dari love scamming ini berasal dari luar negeri, termasuk Vietnam, Filipina, dan Thailand.
"Korban sampai saat ini adalah dari warga negara asing. Dari Vietnam, Filipina, maupun Thailand. Kami masih mendalami untuk korban yang ada di Indonesia," tutur Respati.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini