Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Kaget Masih Ada Hutan Kota Luas di Jakarta Barat

Kompas.com - 23/06/2025, 20:21 WIB
Ruby Rachmadina,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta Pramono Anung terkejut saat meninjau Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat, Senin (23/6/2025).

Ia tak menyangka bahwa di tengah kepadatan wilayah Jakarta Barat, masih terdapat ruang hijau seluas 15 hektare.

“Teman-teman media kaget enggak ada hutan kota di wilayah Jakarta Barat? Jujur saya kaget dan kagum,” ujar Pramono kepada wartawan di Hutan Kota Srengseng.

Baca juga: Pramono Santai Dinilai Jarang Blusukan: Tak Semua Lihat yang Saya Kerjakan

Pramono menyebut, Hutan Kota Srengseng merupakan ruang terbuka hijau yang sangat penting untuk Jakarta. Hutan ini dibangun sejak 1995 pada era Gubernur Jakarta Soeryadi Soedirja.

Kawasan ini dilengkapi dengan jogging track sepanjang 1,7 kilometer.

“Saya terus terang, sungguh-sungguh tidak pernah membayangkan bahwa di Jakarta, terutama hampir di pusat kota, dan ini adalah pusat kota Jakarta Barat, ada hutan kota yang luasnya 15 hektare,” kata Pramono.

Meski begitu, Pramono meminta agar Hutan Kota Srengseng tetap difungsikan sebagai kawasan hutan kota, bukan sekadar taman publik.

Oleh karena itu, ia mendukung kebijakan tiket masuk tetap diberlakukan, namun dengan tarif sangat terjangkau.

“Saya tetap meminta untuk ada tiket masuk per orang rendah sekali, sebenarnya cuma Rp 3.000, parkirnya juga Rp 3.000. Rata-rata masyarakat yang tinggal di sini diperbolehkan gratis untuk masuk,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Pramono meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota merenovasi fasilitas yang sudah ada, seperti amfiteater. Ia ingin agar Hutan Kota Srengseng bisa menjadi lokasi kegiatan seni dan budaya pada masa mendatang.

Baca juga: Klaim Upayakan Pelestarian Budaya Betawi, Apa yang Dilakukan Pramono?

“Saya ingin nanti suatu hari ada acara yang bersifat kebudayaan diadakan di Taman Kota Srengseng, yang menurut saya luar biasa,” katanya.

Saat ditanya soal tambahan fasilitas, Pramono menilai ruang yang ada saat ini sudah cukup. Ia tidak ingin kawasan tersebut justru menjadi terlalu ramai sehingga mengganggu fungsi ekologisnya.

“Berdasarkan studinya United State Forest Service bersama IPB, di sini ini menyerap karbon kurang lebih 313 ton CO2 per tahun, serta menghasilkan oksigen sebesar 227,8 ton per tahun. Sehingga ini konstribusinya buat Jakarta luar biasa dan inilah yang harus dirawat,” ungkap Pramono.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Takut Jebol Lagi, Warga Minta Perbaikan Tanggul di Pondok Kacang Prima Dipercepat
Megapolitan
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Warga Duga Tanggul di Pondok Kacang Prima Jebol karena Kelalaian
Megapolitan
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Turap Baru Lebih Tinggi dari Tanggul Baswedan Akan Dibangun di Jati Padang
Megapolitan
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Akses Jalan Pajajaran Bogor Sempat Ditutup akibat Pohon Tumbang
Megapolitan
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Pemkot Depok Siapkan TPU Baru di Parigi, Kapasitasnya 3.000 Makam
Megapolitan
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Doa dan Harapan Ahmad Sahroni Usai Rumah Diserbu Massa
Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Pohon Tumbang Timpa Angkot di Bogor, Sopir dan Penumpang Selamat
Megapolitan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
SPPG Angkat Bicara soal Dugaan Keracunan Siswa SDN 01 Meruya Selatan
Megapolitan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
MBG di SDN 01 Meruya Selatan Disetop Usai 20 Siswa Diduga Keracunan
Megapolitan
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Warga: Tanggul di Pondok Kacang Prima yang Jebol Hanya Ditutupi Tanah Galian
Megapolitan
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Daftar Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak Banjir Rob hingga 11 November
Megapolitan
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Kali Mampang yang Hanyutkan Remaja di Kuningan Barat Kerap Jadi Tempat Anak-anak Berenang
Megapolitan
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Banjir Rob Diprediksi Terjadi di Pesisir Jakarta hingga 11 November
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat