Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Santai Dinilai Jarang Blusukan: Tak Semua Lihat yang Saya Kerjakan

Kompas.com - 23/06/2025, 19:41 WIB
Ruby Rachmadina,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta Pramono Anung merespons santai penilaian publik yang menganggap dirinya jarang blusukan atau turun langsung ke masyarakat sejak menjabat.

Menurutnya, persepsi tersebut muncul karena masyarakat tidak melihat langsung aktivitas yang ia lakukan.

Pernyataan ini disampaikan Pramono menanggapi hasil survei Litbang Kompas edisi Juni 2025, yang menyebut bahwa 12,2 persen responden menilai dirinya jarang blusukan.

“Ya enggak apa-apa, karena kan masyarakat tidak semuanya bisa lihat, kan masyarakat tidak semuanya bisa lihat seperti hari ini,” ucap Pramono saat ditemui di Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (23/6/2025).

Baca juga: Litbang Kompas: Rano Karno Unggul dalam Citra, Pramono Anung Kuat dalam Kinerja

Pramono mencontohkan, dalam satu hari saja, ia bisa mengunjungi tiga lokasi berbeda untuk menjalankan tugasnya.

Khusus agenda hari ini, ia meninjau operasi bibir sumbing di RSUD Kalideres, inspeksi Stadion Cendrawasih, serta kunjungan ke Hutan Kota Srengseng.

“Bahkan juga pasti ada kegiatan tertutup yang saya lakukan. Enggak apa-apa. Itulah yang kemudian diminta untuk supaya saya mengontenkan apa yang saya lakukan. Nah yang itu saya enggak,” kata Pramono.

Sebelumnya, hasil jajak pendapat Litbang Kompas Juni 2025 menunjukkan, publik menilai Pramono Anung kurang turun atau blusukan ke masyarakat.

Sebanyak 12,2 persen responden memiliki persepsi terhadap Pramono sebagai gubernur yang jarang blusukan. Sementara, 7,1 persen responden menilai Pramono belum menunjukkan kinerja nyata.

Padahal, Pramono sudah menjabat lebih dari 100 hari sebagai Gubernur Jakarta sejak dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 22 Februari 2025.

Selain itu, posisi ketiga penilaian negatif publik terhadap Pramono adalah kurang cepat tanggap dengan persentase 5,1 persen.

Persentase lebih kecil dari tiga kategori kekurangan lainnya pada sosok Pramono mencakup belum mampu mengatasi persoalan banjir dan kemacetan (4,7) persen, banyak program yang belum terlaksana (3,9 persen) dan sejumlah janji belum ditepati (2,5 persen).

Baca juga: Prabowo Minta Ketidakhadiran Pramono Anung di Konferensi Infrastruktur Diselidiki

Ada juga bantuan sosial yang dinilai kurang merata atau tidak tepat sasaran (1,5 persen), kurang tegas (1,4 persen), kurang bersosialisasi atau berbaur (1,4 persen), kurang implementasi (1,4 persen), dan penilaian lainnya (7,4 persen).

Survei melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas pada 10–14 Juni 2025. Sebanyak 400 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Jakarta.

Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin of error penelitian +/- 4,9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
Pembunuh Bocah 11 Tahun di Pondok Pinang Tewas Usai Coba Bunuh Diri
Megapolitan
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Megapolitan
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Megapolitan
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Megapolitan
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau