Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa: Kami Kasih Contoh Demonstrasi Tak Menyerang Fasilitas Negara

Kompas.com - 01/09/2025, 17:33 WIB
Ardhi Ridwansyah,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Perlawanan Rakyat Bekasi (DPR-B) menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar, Margahayu, Kota Bekasi, Senin (1/9/2025).

Koordinator lapangan, Hafiz (24) mengatakan pihaknya ingin memberikan contoh unjuk rasa bisa berjalan dengan damai tanpa merusak fasilitas negara.

"Ini contoh untuk teman-teman semua ya bahwa gerakan itu harus benar-benar ilmiah, demokratis, tidak ada yang menyerang fasilitas negara," kata Hafiz saat ditemui di lokasi, Senin (1/9/2025).

Baca juga: Ada 9 Demo 1 September Digelar Serentak di Jakarta Hari Ini

Menurut dia, demonstrasi dengan kerusuhan harus dipisahkan karena berbeda. Demonstrasi menyampaikan aspirasi dengan damai, dan kerusuhan merusak fasilitas tanpa ada tuntutan aspirasi.

"Karena jangan sampai gerakan-gerakan seperti itu yang (berkembang) harus dipisahkan. Kita lihat demonstrasi dan perusuhan itu sangat beda secara teori," jelasnya.

Dia meminta demonstrasi tidak selalu dikaitkan dengan kerusuhan dan perusakan fasilitas umum.

"Bahwa gerakan demonstrasi itu bukan gerakan yang rusuh, nah ini mungkin ada satu kepentingan politik saja menurutku," tuturnya.

Adapun tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa, salah satunya pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca juga: BEM SI Pastikan Tidak Gelar Demo di Jakarta Hari Ini

Hafiz mengatakan alasan menuntut Sigit dicopot jadi Kapolri lantaran banyaknya kasus kriminalisasi terhadap demonstran serta kesewenangan aparat terhadap sipil yang berujung kematian karena kekerasan. 

"Kita lihat situasi nasional sekarang, hari ini ada berapa banyak masyarakat yang demonstrasi dan dikriminalisasi, itu adalah salah satu kunci bahwasanya hari ini Kapolri dan seluruh simpul-simpul kepolisian di Republik Indonesia sudah terkooptasi dan lebih mementingkan elite," ucapnya.

Selain itu, permintaan agar RUU Perampasan Aset untuk segera disahkan turut masuk dalam tuntutan. Menurut Hafiz, RUU Perampasan Aset penting karena melihat kondisi korupsi di Indonesia.

Salah satu yang disorot Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer ditetapkan sebagai tersangka dugaan pemerasan terkait pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. 

"Wamen tenaga kerja itu adalah salah satu kunci hari ini, bahwasanya korupsi di negara kita sudah jelas, pungli sudah jelas dan aset mereka harus dibalikkan ke rakyat," tuturnya.

Baca juga: Demo di DPR, Mahasiswa: Kami Janji Tak Anarkistis

Adapun tuntutan lainnya yakni evaluasi kinerja Kabinet Merah Putih, setop penggusuran tanah untuk rakyat dan berikan solusi, wujudkan pendidikan dan kesehatan gratis, serta kesejahteraan hidup layak di Bekasi, usut tuntas kasus korupsi di Bekasi, wujudkan lingkungan yang ramah dan aman untuk perempuan dan anak di Bekasi.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Menanti Janji DPRD DKI Jakarta Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta...
Megapolitan
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Kasus 7 Senjata Api Hilang saat Penyerangan Polsek Matraman Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Nasib JPO Senen dan Polda Metro: Hancur Dalam Semalam, Perbaikannya Berbulan-bulan
Megapolitan
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Cerita di Balik Pergantian Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta, Ada Pesan Khusus
Megapolitan
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Hadirnya Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung, Hasil Swadaya untuk Bantu Warga
Megapolitan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
KontraS Update Orang Hilang Usai Demo Agustus 2025: 4 Belum Ditemukan
Megapolitan
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas 'Jaga Jakarta'
Ojol Ramai-ramai Kumpul di Polres Jakbar, Gelar Solidaritas "Jaga Jakarta"
Megapolitan
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
APBD DKI 2026 Difokuskan ke 6 Program Strategis, Ini Rinciannya
Megapolitan
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Jambore Pramuka Muslim Sedunia di Cibubur, Polisi Siapkan Skenario Pengaturan Lalu Lintas
Megapolitan
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Polres Jakarta Timur Tangkap 2 Pelaku Penjarahan Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau