JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta Pramono Anung meninjau langsung Distrik Blok M, Jakarta Selatan, yang ditinggal para pedagang akibat lonjakan tarif sewa yang dinilai tak wajar.
Pantauan Kompas.com di lokasi, Pramono tiba sekitar pukul 15.50 WIB dengan menumpang MRT.
Didampingi Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, Pramono menyusuri deretan kios yang luasnya rata-rata 3 meter persegi.
Baca juga: Ramai-Ramai Tinggalkan Distrik Blok M, Pedagang: Kami Tak Kuat Bayar Sewa
Pemandangan terlihat cukup mencolok, sebagian besar kios tutup rapat dengan rolling door tergembok, meninggalkan suasana lengang.
Hanya beberapa toko yang masih bertahan, seperti penjual jam tangan, makanan hingga minuman.
Di tengah barisan ruko yang sepi itu, Pramono sempat melihat ke salah satu kios dengan rolling door terbuka.
Namun, yang tersisa hanya triplek seadanya dan stop kontak yang sudah dicabut. Sementara pedagangnya sudah benar-benar angkat kaki.
Dari hasil sidaknya, Pramono mengakui memang ada kenaikan sewa yang melebihi batas wajar.
Padahal, sesuai kesepakatan awal, harga sewa kios seharusnya berada di kisaran Rp 300.000 hingga Rp 1,5 juta per bulan.
Baca juga: Pramono Akui Kenaikan Sewa Kios di District Blok M Lampaui Batas Wajar
“Ketika beberapa kios yang ditutup karena mereka ditagih iuran yang terlalu mahal. Saya sudah mengecek secara langsung, diskusi dengan Pak Dirut MRT, bahwa memang betul terjadi,” ucap Pramono, Rabu (3/9/2025).
Ia menegaskan, pengelolaan Distrik Blok M memang dilakukan oleh PT MRT Jakarta bersama salah satu koperasi.
Namun, jika terbukti koperasi melanggar kesepakatan, ia meminta kerja sama tersebut dihentikan.
“Kalau mereka tidak memenuhi apa yang menjadi kesepakatan, maka saya minta untuk di-postpone, kerja samanya dihentikan saja,” kata dia.
Pramono memastikan harga sewa di Distrik Blok M harus tetap sesuai dengan perjanjian awal.
Namun, sebagai solusi, Pramono menawarkan relokasi pedagang ke Blok M Hub yang disebut lebih nyaman karena ber-AC, bersih, dan tertata.