TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Sudah sepekan terakhir, SPBU Shell tempat Romi (bukan nama asli) bekerja kehabisan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin.
Namun, ia tidak mengetahui penyebabnya dan menyebut hal itu merupakan kewenangan manajemen pusat.
“Iya, lagi kosong. Sudah semingguan,” ujar Romi saat ditemui Kompas.com di SPBU Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (4/9/2025).
Ia menambahkan, meski bensin kosong, stok solar di SPBU tersebut masih tersedia.
“Kalau untuk diesel ada,” ucapnya.
Baca juga: Stok Bensin Swasta Menipis, ESDM Bakal Ajak Shell-BP dan Pertamina Atur Ulang Alokasi BBM
Shell Indonesia angkat bicara mengenai kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, mengakui bahwa tiga produk BBM bensin saat ini tidak tersedia di beberapa SPBU Shell.
“Produk bahan bakar minyak (BBM) Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” ujar Ingrid dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Kamis (4/9/2025).
Meski demikian, Ingrid tidak menjelaskan penyebab kelangkaan tersebut. Ia hanya memastikan bahwa seluruh SPBU Shell tetap beroperasi dengan produk lain yang masih tersedia.
“SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya; termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell,” katanya.
Ingrid menambahkan, perusahaan terus berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk memastikan kelancaran distribusi BBM.
“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia untuk memastikan ketersediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell,” ujarnya.
Baca juga: Begini Cara Cek Stok Bensin Shell Tanpa ke SPBU
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengungkapkan penyebab berkurangnya pasokan BBM di SPBU swasta, termasuk Shell.
Menurut diaa, kondisi ini dipicu meningkatnya permintaan setelah penerapan sistem QR Code untuk pembelian Pertalite di SPBU Pertamina.
Ia menjelaskan, kebijakan tersebut menyebabkan peralihan konsumsi dari BBM subsidi ke non-subsidi. Dampaknya, sebagian masyarakat beralih membeli BBM non-subsidi di SPBU swasta.
"Ini kan Pertamina mewajibkan menggunakan QR Code, sementara karena itu masyarakat perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin CC kendaraannya tidak sesuai, sehingga terjadi shifting yang tadinya dari subsidi Pertalite menjadi non-subsidi," ujar Yuliot di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Tercatat, penerapan QR Code telah memicu peralihan konsumsi BBM dari Pertalite ke BBM non-subsidi hingga 1,4 juta kiloliter (KL).
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pemerintah berencana menyesuaikan alokasi distribusi BBM non-subsidi di SPBU swasta bekerja sama dengan Pertamina.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini