Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Jebol, Warga Sempat Lihat Rembesan Air di Tanggul Pondok Kacang Prima

Kompas.com - 03/11/2025, 18:22 WIB
Intan Afrida Rafni,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga Pondok Kacang Prima, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, mengaku sempat melihat adanya rembesan air dari tanggul kali sebelum akhirnya jebol pada Jumat (31/10/2025).

Ketua RT 17 RW 8 Pondok Kacang Prima, Nendi (63), mengatakan rembesan air itu mulai terlihat sejak pukul 18.30 WIB, tepatnya tak lama setelah hujan turun deras di kawasan tersebut.

“Sebetulnya memang sudah kelihatan rembesan air dari sekitar jam setengah tujuh malam. Dari sore juga hujan deras, bukan di sini saja, rata hujannya,” ujar Nendi saat ditemui Kompas.com di lokasi, Senin (3/11/2025).

Baca juga: Tanggul Jebol Belum Selesai Diperbaiki, Warga Pondok Kacang Prima Waswas

Namun, saat itu warga masih belum menyadari bahwa rembesan air tersebut disebabkan oleh kondisinya yang sudah tidak tertampung.

Oleh karena itu, pada pukul 19.00 WIB, tanggul yang sedang diperbaiki sepanjang 180 meter itu jebol sepanjang enam meter.

Menurut Nendi, tanggul yang jebol sepanjang enam meter itu sebelumnya hanya ditutup dengan tanah galian proyek dan belum diperkuat dengan karung pasir.

Hal ini sangat disayangkan oleh warga Pondok Kacang Prima, terlebih pengerjaannya yang dilakukan pada saat musim hujan.

“Waktu itu cuma ditutupin sama kerukan dari fondasi. Karung pasir baru datang setelah banjir, sekitar jam satu malam dari Pemda,” kata dia.

Ia menilai jebolnya tanggul bukan disebabkan oleh bencana alam, melainkan kelalaian dalam pengerjaan proyek perbaikan tanggul yang belum rampung sejak dimulai pada Agustus lalu.

“Boleh dibilang kelalaian, mungkin dari kontraktor juga. Kalau kemarin disiapkan karung pasir dan lain-lain, mungkin air cuma sampai jalan, enggak sampai ke rumah warga,” ucap Nendi.

Sementara itu, warga lainnya, Putra (49), yang rumahnya tepat di depan tanggul jebol, mengaku sempat mendengar suara material ambrol sebelum air masuk ke permukiman.

"Iya suara ambruk gitu. Itu aja material yang terkena juga masih pada berserakan. Kan ketinggian airnya itu lumayan jadi materialnya pada habis-habisan," kata dia.

Baca juga: Hujan Deras Sebabkan 8 Tanggul di Jaksel Roboh dan Longsor

Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah dapat mempercepat pengerjaan karena khawatir banjir serupa kembali terjadi di tengah musim hujan.

Terlebih pengerjaan proyek tersebut sudah berjalan selama tiga bulan.

“Harapannya tanggul bisa cepat diselesaikan, karena posisinya lagi musim hujan. Kita khawatir ada banjir susulan lagi,” kata dia.

Akibat peristiwa itu, sekitar 60 persen rumah warga di lingkungan RT 17 terendam banjir dengan ketinggian 60 sentimeter.

Air juga disebut mulai masuk sekitar pukul 19.00 WIB dan baru surut menjelang tengah malam.

Kompas.com masih berupaya menghubungi pihak Pemkot Tangsel terkait progres perbaikan tanggul tersebut.

Baca juga: Pramono Tinjau Tanggul Baswedan yang Jebol di Jati Padang Besok

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Ini Respons Walkot Tangsel Usai Pemprov DKI Minta Daerah Penyangga Bangun Park and Ride
Megapolitan
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Cerita Pilu Warga Ragunan: Motor Warisan Ayahnya Dicuri Saat Sedang Sakit
Megapolitan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Ini Tampang Driver Ojol yang Tinggalkan Penumpangnya Usai Kecelakaan
Megapolitan
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Atasi Penumpang KRL Berdesakan di Jam Sibuk, KAI Bakal Tambah Rangkaian Kereta
Megapolitan
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Sempat Diprotes Sopir Angkot, JakLingko JAK41 Kembali Beroperasi
Megapolitan
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Anaknya Hanyut, Ibu Korban Minta Ada Poster Larangan Berenang di Kali Mampang
Megapolitan
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Pemkot Depok Pertimbangkan Tawaran Kerja Sama Pemprov DKI soal TPU
Megapolitan
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Penampakan Bilik yang Dipakai Warga Gang Kelinci BAB di Kali
Megapolitan
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Ibu Korban Sempat Terobos Banjir Cari Anaknya yang Hanyut di Kali Mampang
Megapolitan
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Inflasi Jakarta pada Oktober Capai 0,31 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
Megapolitan
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Warga Cipinang Kaget Bunga Bangkai Tumbuh di Halaman Rumahnya
Megapolitan
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Kisah Rangga, Tunanetra yang Mencoba Mengejar Mimpi Lewat Musik
Megapolitan
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Perbaikan Tanggul Jebol di Pondok Kacang Prima Dinilai Lamban
Megapolitan
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Positif Ganja dan Ekstasi, Mengapa Onad Disebut Korban Penyalahgunaan Narkoba?
Megapolitan
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Sopir Salah Injak Pedal, Mobil Bak Tercebur ke Kali Sunter
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat