JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bitcoin terus perkasa, melewati level 93.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 1,48 miliar (kurs Rp 15.916 per dollar AS). Ini membuat kapitalisasi pasar bitcoin menembus lebih dari 1,77 triliun dollar AS.
Kapitalisasi pasar bitcoin tersebut mengalahkan kapitalisasi pasar perak yang tercatat sebesar 1,70 triliun dollar AS. Dengan demikian, bitcoin menempati posisi kedelapan daftar aset terbesar di dunia.
Pergerakan harga bitcoin sebagian besar didorong oleh pembelian institusional dan arus kas masuk ke ETF Bitcoin yang terus berlanjut. Selain itu, optimisme atas kemenangan Donald Trump yang dikenal dengan sikap pro-kripto, turut mendukung kepercayaan bahwa regulasi yang lebih mendukung aset digital akan segera hadir.
Selain faktor-faktor itu, faktor pendorong lainnya seperti sentimen inflasi juga memberikan dampak pada harga bitcoin.
Pada Rabu (13/11/2024) lalu misalnya, inflasi di Amerika Serikat tercatat sebesar 2,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy), naik dari periode sebelumnya yang sebesar 2,4 persen. Kenaikan ini masih dalam kisaran konsensus, sehingga memberikan pandangan positif terhadap dollar AS.
Namun, harga bitcoin justru mengalami kenaikan dan mencapai all-time high (ATH), mencerminkan antusiasme investor terhadap adopsi bitcoin di tengah kondisi ekonomi saat ini.
CEO Indodax Oscar Darmawan menyatakan, pencapaian kapitalisasi pasar bitcoin adalah bukti semakin diterimanya aset digital ini di kancah global sebagai alternatif investasi yang potensial.
Baca juga: Harganya Terus Naik, CEO Indodax Yakin Bitcoin Kian Menarik
"Lonjakan harga bitcoin yang melewati level 93.000 dollar AS mencerminkan tingginya minat institusi besar terhadap kripto sebagai salah satu aset utama dalam portofolio investasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (15/11/2024).