Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Produk Furnitur RI Kalah dengan Impor dari China, Pengusaha: Kita Harus Belajar

Kompas.com - 23/01/2025, 18:09 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) Dedy Rochimat menyatakan, produk furnitur nasional masih kalah dengan gempuran barang-barang impor dari China dan Vietnam.

Menurut dia, China dan Vietnam bisa menghasilkan mass product atau produk furnitur secara massal dengan harga yang murah.

“Kalau kita belum nih. Nah, ini makanya tadi saya katakan bahwa kita harus belajar,” kata Dedy usai peluncuran pameran IFFINA 2025 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2025).

Dedy berharap Indonesia tidak ‘alergi’ apabila ada investasi furnitur dari China atau Vietnam, asalkan investasi itu dalam bentuk pabrik.

Baca juga: Warisan Mebel Jepara Tembus New York, Inspirasi Desain Kontemporer dari Indonesia

“Kita enggak usah alergi bahwa mereka datang, tapi bikin pabrik, jangan menghancurkan jualan (dalam negeri). Sehingga efeknya banyak kan, kita bisa belajar,” tutur Dedy.

Adapun ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia menunjukkan tren positif sebesar 2,62 persen selama lima tahun terakhir (2019–2023).

Pada periode Januari-November 2024, nilai ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia mencapai 2,22 miliar dollar AS. Angka ini meningkat 4,7 persen dibanding tahun 2023.

Di sisi lain, impor furnitur pada tahun 2024 juga meningkat menjadi 16 persen. Menurut Dedy, produk furnitur Indonesia masih kalah dengan China, Vietnam, dan Malaysia.

“Vietnam sudah mulai duluan. Mereka ngundang para industri ke sana, untuk bikin pabrik ke sana. Padahal, 20 tahun yang lalu mereka enggak ada apa-apa,” kata Dedy.

Dedy berharap asosiasi pengusaha furnitur bisa duduk bersama pemerintah untuk menyatukan visi.

“Mau enggak sebagai industri mebel ini bisa mensejahterakan bangsa dan negara? Kalau mau kita harus mulai,” ucap Dedy.

Dalam acara yang sama, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, permintaan dunia untuk produk furnitur dan kerajinan dari Indonesia masih cukup menjanjikan.

“Tren permintaan dunia tumbuh positif sebesar 15,09 persen. Khusus untuk produk furnitur, market size global mencapai 770,42 miliar dollar AS pada 2024 dan diproyeksikan mencapai 925,46 miliar dollar AS pada 2029. Situasi ini merupakan peluang pasar yang besar bagi industri furnitur dan kerajinan Indonesia,” kata Mendag Budi.

Baca juga: Lepas Ekspor Furnitur Senilai 70.000 Dollar AS, Mendag Budi: UMKM Harus Berani Inovasi dan Siap Adaptasi

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau