JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, total penyaluran pembiayaan produk buy now pay later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan senilai Rp 7,12 triliun per Januari 2025.
Angka itu tumbuh 41,9 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menuturkan, pada Desember lalu, pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada Desember 2024 tercatat 37,6 persen secara tahunan.
Baca juga: Utang Masyarakat di Paylater Perbankan Tembus Rp 22,57 Triliun
"Berdasarkan SLIK, pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 meningkat sebesar 41,9 persen yoy, atau menjadi Rp 7,12 triliun," kata dia dalam konferensi pers hasil rapat RDKB, Selasa (4/3/2025).
Ia menambahkan, total penyaluran pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross senilai 3,37 persen.
Angka ini sedikit naik dibandingkan total penyaluran bermasalah bulan lalu Desember 2024 sebesar 2,99 persen.
Secara umum, Agusman menuturkan, piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) tumbuh sebesar 6,04 persen secara tahunan pada Januari 2025 menjadi Rp 504,33 triliun.
Baca juga: Wanti-wanti OJK ke Penunggak Paylater: Nanti kalau Mau Ajukan KPR, Bermasalah...
Jumlah itu didukung pembiayaan investasi yang meningkat sebesar 10,77 persen secara tahunan.
Adapun, profil risiko Perusahaan Pembiayaan (PP) terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,96 persen.
"Gearing ratio PP turun menjadi sebesar 2,21 kali dan berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali," tutup dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini