KOMPAS.com – Ketika melamar pekerjaan, Anda mungkin mengira punya satu menit untuk menarik perhatian perekrut. Namun kenyataannya, menurut riset dari Ladders, rata-rata perekrut hanya menghabiskan 7,4 detik untuk memindai resume dalam tahap awal.
Dalam waktu singkat itu, satu kesalahan kecil saja bisa menjadi penentu: lanjut ke tahap wawancara atau langsung masuk ke tumpukan penolakan.
Membuat resume yang bagus adalah langkah pertama menuju karier impian. Namun, ada sejumlah kesalahan yang kerap tidak disadari dan bisa langsung mematikan peluang.
Baca juga: Hari Kartini, Pengingat Pentingnya Kesetaraan Gender di Dunia Kerja
Dilansir dari Forbes, berikut tujuh "red flag" alias tanda peringatan pada resume yang membuat manajer perekrutan (HRD) langsung menolak, serta cara mengatasinya.
Munculnya alat AI seperti ChatGPT memang membuat proses membuat resume lebih mudah. Namun, banyak manajer perekrutan kini semakin jeli mengenali resume yang terdengar datar dan generik akibat hasil buatan AI.
Survei Resume Genius mencatat, 53 persen manajer perekrutan merasa ragu terhadap resume yang menggunakan konten AI, dan 20 persen menganggapnya sebagai masalah serius.
Bukan soal menggunakan AI-nya, tetapi soal mengirimkan resume yang terasa mekanis dan tidak menunjukkan kepribadian atau keunikan Anda.
Cara mengatasinya: gunakan AI hanya untuk membantu menyusun kerangka awal. Setelah itu, kustomisasi resume Anda dengan pencapaian spesifik, hasil terukur, dan pengalaman relevan yang menunjukkan nilai unik Anda. Pastikan hasil akhirnya terdengar autentik dan personal.
Baca juga: Isi E-mail Lamaran Kerja dan Contoh-contohnya secara Lengkap
Punya jeda dalam riwayat pekerjaan bukanlah masalah besar, tetapi tidak memberikan penjelasan bisa menimbulkan pertanyaan. Tanpa konteks, perekrut mungkin berasumsi Anda dipecat, sulit mencari kerja, atau tidak produktif.
Cara mengatasinya: jelaskan secara positif. Misalnya, jika Anda mengambil cuti untuk studi, mengurus keluarga, mengembangkan diri, atau bekerja freelance, cantumkan di resume Anda.
Ini menunjukkan bahwa Anda tetap berkembang secara profesional meski tidak bekerja di jalur formal.
Tampilan resume berbicara banyak soal perhatian Anda terhadap detail. Kesalahan seperti penggunaan font yang tidak konsisten, teks yang terlalu rapat, atau desain yang sulit dibaca bisa langsung menurunkan nilai Anda di mata perekrut.
Cara mengatasinya: gunakan template resume yang bersih dan profesional. Pilih font standar seperti Arial, Calibri, atau Georgia berukuran 10–12 pt.
Pastikan ada ruang putih yang cukup, hindari tabel atau format berlebihan, dan batasi panjang resume hingga 1–2 halaman, kecuali jika industri Anda meminta sebaliknya.
Baca juga: Banyak Lamaran Kerja Dibuat dengan AI, Risiko Direkrutnya Pelamar Tak Kompeten Meningkat
Banyak pencari kerja hanya mencantumkan deskripsi tugas di resume mereka. Padahal, yang ingin dilihat perekrut adalah dampak nyata dari pekerjaan Anda.