Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Energi Terancam Naik, Industri Diminta Siaga Dampak Perang Israel-Iran

Kompas.com - 18/06/2025, 06:44 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Volatilitas harga energi dunia semakin tinggi seiring munculnya ancaman penutupan Selat Hormuz yang menjadi urat nadi jalur pasokan energi global.

"Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia sangat rentan terhadap gejolak harga energi dan pangan dunia, serta gangguan rantai pasok bahan baku," tambah Agus.

Di sisi lain, perang antara Israel dan Iran dapat memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara importir minyak mentah.

Baca juga: Sri Mulyani: Perang Iran-Israel dan Perang Dagang, Kombinasi yang Harus Diwaspadai

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, jika konflik antara Israel dan Iran semakin memanas dan meluas, maka harga minyak dunia akan melambung.

Saat serangan Israel ke Iran dimulai pada Jumat (13/6/2025), harga minyak mentah Brent langsung melonjak 13 persen ke level 78,50 dollar AS per barrel, tertinggi sejak awal 2025.

Maka, kata Fahmy, jika perang di Timur Tengah semakin memanas, tidak menutup kemungkinan harga minyak mentah dunia bisa mencapai 100 dollar AS per barrel.

Baca juga: Konflik Israel-Iran Bikin Pasar Saham Bergejolak dan Harga Komoditas Melonjak

JP Morgan, lanjutnya, bahkan memproyeksikan kenaikan harga minyak dunia bisa melonjak ke 130 dollar AS per barrel jika eskalasi perang meluas hingga Iran menutup Selat Hormuz—jalur utama pengangkutan minyak dunia.

Fahmy mengatakan, dalam kondisi tersebut, pemerintah akan dihadapkan pada dilema dalam menetapkan harga BBM di dalam negeri. Jika harga BBM subsidi tidak dinaikkan, beban APBN akan membengkak.

Sementara itu, jika harga BBM subsidi dinaikkan, hal ini akan memicu inflasi dan mendorong kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, yang pada akhirnya dapat menurunkan daya beli masyarakat serta menekan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Harga Emas Diproyeksi Naik Imbas Perang Israel-Iran, Analis: Beli, Tidak Ada Tanda-tanda Turun Harga...

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau