Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Desak AS Bersikap sebagai Negara Besar, Peringatkan Dampak Perang Tarif

Kompas.com - 18/07/2025, 14:55 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com — Pemerintah China menyatakan ingin mengembalikan hubungan dagang dengan Amerika Serikat ke jalur yang stabil.

Menteri Perdagangan China Wang Wentao menyampaikan hal ini dalam konferensi pers pada Jumat (12/7/2025), dengan menekankan pentingnya dialog untuk menghindari perang tarif.

Wang mengatakan, naik turunnya hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia ini mencerminkan ketergantungan yang saling mengikat.

"Negara-negara besar harus bertindak seperti negara besar. Mereka harus memikul tanggung jawab mereka," ujar Wang saat menjawab pertanyaan tentang kebijakan dagang AS, seperti dilansir Reuters.

Ia menambahkan China tetap akan melindungi kepentingan nasionalnya.

Baca juga: Banjir Impor Baja dari Vietnam dan China, Keadilan Regulasi Dibutuhkan

China dan AS saat ini berada di bawah tenggat waktu 12 Agustus 2025 untuk menyepakati kebijakan tarif jangka panjang.

Sebelumnya, kedua negara sempat mencapai kesepakatan awal pada Juni lalu untuk menghentikan eskalasi tarif yang terus berbalas selama beberapa pekan.

Jika tidak ada kesepakatan hingga batas waktu itu, tarif impor bisa kembali melonjak di atas 100 persen dan memicu gejolak baru dalam rantai pasok global.

Wang mengatakan, pertemuan yang berlangsung awal tahun ini di Jenewa dan London menjadi bukti bahwa eskalasi konflik tarif bisa dihindari.

"Praktik telah membuktikan bahwa melalui dialog dan konsultasi, dengan kepemimpinan dan komunikasi di tingkat tertinggi, kita dapat mengelola kontradiksi dan menyelesaikan perbedaan kita dengan baik," katanya.

 

Menurut Wang, China akan terus memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan AS. Ia berharap hubungan dagang kedua negara bisa kembali ke jalur yang sehat dan stabil.

Sementara itu, data bea cukai China menunjukkan ekspor logam tanah jarang meningkat 32 persen secara bulanan pada Juni 2025. Kenaikan ini dinilai sebagai dampak dari kesepakatan yang dicapai di London bulan lalu yang menjamin kelancaran ekspor komoditas tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau