JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Fithra Faisal menyatakan, pihaknya mewaspadai efek dari perang Thailand dan Kamboja yang bisa membuat impor beras ke Indonesia terganggu.
Hal itu mengingat kedua negara tersebut merupakan negara yang menjadi langganan Indonesia untuk melakukan pengadaan impor beras.
“Memang selama ini yang dikhawatirkan adalah ketidakstabilan regional, tapi yang juga tidak kalah pentingnya adalah impor beras kita karena Thailand dan Kamboja itu biasanya menjadi sumber impor kita dari sana. Kemarin ketika ada masalah beras, kita impor dari sana, itu juga perlu (diwaspadai),” ujarnya dalam peluncuran laporan CIPS di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Meski demikian, Fithra mengatakan pemerintah sudah memiliki upaya untuk mencegah implikasi dari perang kedua negara tersebut dengan cadangan fiskal yang sudah memadai.
Baca juga: Luhut: Kamboja-Thailand Perang, Kita Masih Asik Tak Pakai Akal Sehat...
Pemerintah sudah memiliki cadangan anggaran bilamana ada dampak dari suatu kejadian global terhadap ekonomi Indonesia.
“Kalau ada peristiwa-peristiwa buruk, kita cadangan fiskalnya siap dan memadai karena sudah dialokasikan. Artinya, ini juga bisa digunakan untuk strategi mitigasi ke depan, kalau misalnya memang ada kejadian yang buruk di regional seperti perang ini juga,” jelas dia.
Berdasarkan catatan Kompas.com, Indonesia mengimpor beras dari Thailand pada tahun 2023.
Sementara dari Kamboja dilakukan pada Maret 2024 yang lalu mencapai 22.500 ton.
Sebelumnya diberitakan, bentrokan bersenjata masih terjadi di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja pada Minggu (27/7/2025), meskipun telah ada seruan gencatan senjata dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kedua negara saling menuduh telah memulai serangan baru pada Minggu pagi dalam perang Thailand-Kamboja.
Pihak Kamboja menyatakan Thailand menembakkan artileri ke wilayahnya, sementara Thailand menuduh Kamboja menargetkan permukiman sipil.
Baca juga: Dampak Perang Thailand-Kamboja ke Indonesia, Bikin Gangguan Judol Berkurang?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini