Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Ungkap Modus Kebocoran Anggaran Pendidikan dari Pusat ke Daerah

Kompas.com - 22/08/2025, 21:01 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Prabowo Subianto menyoroti besarnya anggaran pendidikan Indonesia. Ia menyebut anggaran yang besar itu juga diikuti dengan kebocoran yang tinggi.

"Kita salah satu negara di dunia yang anggaran pendidikannya terbesar. Terbesar. Jangan terlalu cepat tepuk tangan, anggaran kita besar, tapi masih besar pula kebocoran-kebocoran," kata Prabowo dalam sambutan kepada guru dan kepala Sekolah Rakyat di Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Prabowo menyinggung masalah transfer anggaran dari pusat ke daerah yang tidak sesuai alokasi.

"Saudara-saudara di daerah-daerah lebih tahu masalah ini daripada kami-kami di Jakarta. Kalian yang merasakan. Selalu anda dengar kan anggarannya sekian, tapi kok sampai di saya sekian? Hangusnya di mana? Menghilangnya di mana?" ujarnya.

Baca juga: Prabowo Alokasi Rp 1.376 Triliun Buat Program Prioritas di 2026

Menurut Prabowo, kebocoran anggaran tidak hanya terjadi di Indonesia. Ia mencontohkan pengalaman India.

"Saya baru saja, sebelum saya ke sini saya ketemu tokoh dari luar negeri. Dia mengatakan, karena dia berasal dari India, dia sekarang warga negara Amerika, dia mengatakan bahwa di India berapa saat yang lalu, tiap 100 rupee, kalau mereka rupee, kita rupiah. Dari 100 rupee yang sampai ke rakyat hanya 15 rupee," jelas Prabowo.

"Ini kata pemimpin-pemimpin India sendiri. Sekarang sudah membaik. Mereka dari 100 sudah sampai (ke rakyat) 60," lanjutnya.

Ia menegaskan, kebocoran anggaran harus diatasi. Program Sekolah Rakyat, menurutnya, menjadi salah satu cara memperbaiki kualitas pendidikan nasional.

"Kita tidak punya banyak waktu. Karena itu salah satu upaya kita memperbaiki pendidikan kita. Tidak hanya di satu, dua, tiga bidang. Semua sekolah dasar harus kita perbaiki. Semua sekolah menengah harus kita perbaiki. Semua sekolah vokasi harus kita perbaiki. Semua perguruan tinggi harus kita perbaiki," kata Presiden.

Baca juga: Media Asing Sorot OTT Wamenaker Noel, Jadi Orang Pertama di Kabinet Prabowo yang Tersandung Korupsi

Anggaran pendidikan 2026 naik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengumumkan kenaikan anggaran pendidikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Alokasi untuk guru, dosen, dan tenaga kependidikan naik dari Rp 178,7 triliun menjadi Rp 274,7 triliun.

"Dari anggaran pendidikan yang langsung dinikmati oleh dosen, guru, dan tenaga pendidik adalah Rp 274,7 triliun. Ini juga kenaikan dari tahun sebelumnya," kata Sri Mulyani saat rapat dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (21/8/2025).

Kenaikan hampir Rp 100 triliun itu mencakup tunjangan profesi dosen (TPD) non-PNS sebesar Rp 3,2 triliun untuk 80.325 dosen, TPG dan TPD untuk PNS, serta gaji pendidik sebesar Rp 120,3 triliun.

"Jadi guru yang bukan PNS pun mendapatkan TPG dari APBN. Demikian juga dengan dosen yang non-PNS, ada 80.325 dosen yang mendapatkan tunjangan profesi dosen," ujar Sri Mulyani.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau