Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: AI Bikin Lapangan Kerja untuk Anak Muda AS Turun 13 Persen

Kompas.com - 28/08/2025, 19:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Sebuah studi menemukan bahwa adopsi kecerdasan buatan atau AI generatif berdampak pada prospek kerja untuk pekerja di Amerika Serikat (AS).

Studi ini dilakukan oleh tiga orang peneliti di Stanford University, AS.

Studi ini menganalisis catatan penggajian dari jutaan pekerja AS, yang dihasilkan oleh ADP, perusahaan perangkat lunak penggajian terbesar di AS.

Baca juga: CEO Nvidia Optimistis Pasar AI Tembus Multi-Triliun Dollar

Ilustrasi artificial intelligence. 5 profesi kelas menengah terancam diambli alih AI.SHUTTERSTOCK/SUPATMAN Ilustrasi artificial intelligence. 5 profesi kelas menengah terancam diambli alih AI.

Dikutip dari CNBC, Kamis (28/8/2025), studi tersebut menemukan bukti awal berskala besar yang konsisten dengan hipotesis bahwa revolusi AI mulai memberikan dampak yang signifikan dan tidak proporsional terhadap pekerja tingkat pemula di pasar tenaga kerja Amerika.

Yang paling menonjol, temuan tersebut mengungkapkan bahwa pekerja berusia antara 22 hingga 25 tahun dalam pekerjaan yang paling banyak terpapar AI, seperti layanan pelanggan, akuntansi, dan pengembangan perangkat lunak, lapangan kerja sebesar 13 persen sejak tahun 2022.

Sebaliknya, lapangan kerja untuk pekerja yang lebih berpengalaman di bidang yang sama, dan untuk pekerja dari segala usia dalam pekerjaan yang kurang terpapar seperti asisten perawat, tetap stabil atau bahkan meningkat.

Lapangan kerja untuk asisten kesehatan muda, misalnya, meningkat lebih cepat daripada rekan-rekan mereka yang lebih tua.

Baca juga: GovTech Berbasis AI Dimulai, Luhut Harap Pangkas Defisit APBN Rp 400 Triliun

Peran supervisor produksi dan operasi garis depan juga menunjukkan peningkatan lapangan kerja bagi pekerja muda, meskipun pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan pekerja berusia di atas 35 tahun.

 

Studi ini berupaya mengesampingkan faktor-faktor yang dapat mendistorsi data, termasuk tingkat pendidikan, pekerjaan jarak jauh, pekerjaan alih daya, dan pergeseran ekonomi yang lebih luas, yang dapat memengaruhi keputusan perekrutan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau