Salin Artikel

Serba-serbi Kunjungan Presiden Brasil: Bikin Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, Curhat soal Masa Jabatan

JAKARTA KOMPAS.com - Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden  Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/10/2025) kemarin, menyajikan sejumlah momen menarik.

Pertemuan kemarin merupakan kunjungan balasan dari Lula setelah Prabowo lebih dulu mengunjungi Brasil pada Juli 2025.

Pertemuan Prabowo dan Lula turut menampilkan sisi kedekatan kedu pemimpin negara tersebut.

Misalnya saja, keduanya ternyata sama-sama lahir di bulan Oktober, serta memiliki angka keberuntungan 8.

Bahkan, Lula memberikan Prabowo jersey Tim Nasional (Timnas) Sepak Bola Brasil dengan nomor punggung 8 karena merasa angka 8 dalah keberuntungn mereka.

"Satu hal lagi, Presiden. Saya memberikan Anda jersey nomor 8. Karena saat saya dulu bermain sepak bola, tidak terlalu hebat, tentu saja, posisi saya adalah di sayap kanan, dan saya mengenakan nomor 8. Itu adalah nomor keberuntungan saya. Dan saya tahu itu juga nomor keberuntungan Anda," ujar Lula.

"Jadi, yakinlah, kita berdua adalah Presiden yang sangat beruntung. Terima kasih atas undangan Anda," ucap dia.

Selain hadiah jersei Timnas Brasil, ada sejumlah momen menarik lain yang tersaji dalam pertemuan Prabowo dan Lula, apa saja?

Bahasa Portugis jadi mata pelajaran

Salah satu topik yang jadi perbincangan warganet dari pertemuan kemarin adalah wacana Prabowo untuk menjadikan Bahasa Portugis sebagai salah satu mata pelajaran di Indonesia.

Lula bertepuk tangan begitu Prabowo membuat keputusan menjadikan Bahasa Portugis sebagai mata pelajaran (matpel) di sekolah Indonesia.

Dalam pidatonya, Prabowo menyebut Indonesia dan Brasil ingin hubungan menjadi lebih baik, sehingga memprioritaskan Bahasa Portugis.

"Dan karena pentingnya hubungan ini, saya sudah putuskan bahwa Bahasa Portugis menjadi bahasa prioritas di pendidikan kita karena kita ingin hubungan ini lebih baik," ujar Prabowo.

Pada saat itulah, Lula bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi atas keputusan Prabowo.

Menurut Prabowo, Bahasa Portugis kini sama prioritasnya dengan bahasa lain yang sudah lebih dahulu diajarkan di sekolah.

"Selain Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Korea, Prancis, Jerman, dan Rusia, Bahasa Portugis menjadi bahasa prioritas bagi kita, Portugis dan Spanyol," imbuh dia.

Curhat masa jabatan

Selain itu, di hadapan Prabowo, Lula mengatakan, meski dirinya sudah berusia 80 tahun, namun dirinya akan tetap mencalonkan diri kembali sebagai Presiden untuk ke-4 kalinya.

"Saya ingin mengatakan bahwa saya akan berusia 80 tahun. Tapi percayalah, saya masih punya energi seperti saat berusia 30 tahun. Dan saya akan maju untuk masa jabatan keempat di Brasil," ujar Lula.

Lula menjelaskan, dirinya berbicara seperti itu kepada Prabowo karena mereka masih akan sering bertemu.

Dia mengatakan, meski lengser pada 2026 mendatang, namun dirinya akan kembali mencalonkan diri sebagai Presiden demi menjaga hubungan Brasil dan Indonesia.

"Saya katakan ini karena kita masih akan sering bertemu. Masa jabatan saya saat ini baru akan berakhir pada akhir tahun 2026. Tapi saya siap mencalonkan diri lagi dan memastikan hubungan antara Indonesia dan Brasil menjadi hubungan yang kuat, bermartabat, dan berharga," kata Lula.

Sebelumnya, Prabowo telah lebih dulu menyebut undang-undang (UU) di Indonesia tidak membolehkan seorang Kepala Negara untuk menjabat selama 3 periode.

"This is your third term. Beliau sudah ketiga kali, ketiga kali periode. Kalau undang-undang mereka boleh tiga kali, kalau kita enggak boleh. Hahahaha," ujar Prabowo.

Penggunaan mata uang lokal

Indonesia dan Brasil membuka kemungkinan menggunakan mata uang lokal masing-masing untuk transaksi perdagangan antara kedua negara.

"Baik Indonesia maupun Brasil ingin membahas kemungkinan perdagangan menggunakan mata uang masing-masing," kata Lula.

Lula menyebutkan, negara perlu mengubah penggunaan mata uang asing dalam transaksi perdagangan agar tidak mengalami ketergantungan.

Menurut dia, abad ke-21 menuntut keberanian untuk mengimplementasikan hal tersebut.

"Ini hal yang perlu kita ubah. Abad ke-21 menuntut keberanian yang mungkin tidak kita miliki pada abad ke-20. Kita harus mengubah cara kita berdagang agar tidak bergantung pada siapa pun," ucap Presiden Lula.

Ia menegaskan banyak negara, termasuk Brasil, menginginkan multilateralisme, alias bukan unilateralisme.

"Kita menginginkan demokrasi perdagangan, bukan proteksionisme. Kita ingin tumbuh, menciptakan lapangan kerja, dan pekerjaan yang berkualitas — karena itulah alasan rakyat memilih kita," kata Lula.

Lebih lanjut, ia meyakini bahwa Brasil dan Indonesia akan menjadi negara besar, sebesar yang diinginkan.

Oleh karena itu, kedua negara perlu membahas kesamaan pandangan dalam kondisi politik dan ekonomi saat ini, agar hubungan kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan, sains dan teknologi, budaya, serta politik, dapat terus bertumbuh.

"Kita ingin semakin mandiri, tidak tergantung pada satu negara saja. Indonesia dan Brasil tidak menginginkan Perang Dingin kedua. Kita menginginkan perdagangan bebas," ujar Lula.

https://nasional.kompas.com/read/2025/10/24/09535881/serba-serbi-kunjungan-presiden-brasil-bikin-bahasa-portugis-masuk-kurikulum

Bagikan artikel ini melalui
Oke