JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf membahas terkait empat program prioritas di Kementerian Agama (Kemenag).
Nasaruddin mengatakan, poin pertama terkait program "Kurikulum Cinta" yang diterapkan untuk mengajarkan anak-anak sekolah dalam menghargai perbedaan.
"Bagaimana para guru agama itu mengajarkan cinta terhadap anak-anaknya, bukan mengajarkan perbedaan apalagi kebahagiaan antara satu sama lain," ujar Nasaruddin saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).
Kemudian, program kedua yang dibahas bersama PBNU tentang gagasan ekoteologi dan pelestarian alam dalam merawat lingkungan.
"Makin ramah terhadap lingkungan, makin awet bumi ini kan, tapi makin tidak ramah kita ke lingkungan, makin cepat dunia ini berproses untuk kiamat," kata Nasaruddin.
Baca juga: Menag Perkenalkan Asta Protas, 8 Program Prioritas 2025-2029
"Maka itu, kami mencoba untuk menciptakan etos kebangsaan yang ramah terhadap lingkungan," ujarnya lagi.
Selain itu, Nasaruddin juga membahas tentang Nasionalisme dalam Kemenag yang menjadi salah satu pilar pendidikan untuk menanamkan cinta tanah air sekaligus agama sejak dini.
"Bagaimana mempromosikan nasionalisme dengan menggunakan bahasa agama. Kita bisa menjadi 100 persen orang Islam, tapi menjadi 100 persen juga orang Indonesia. Demikian pula agama-agama yang lain," kata Nasaruddin.
"Jadi, jangan mempertentangkan antara agama dengan bangsa ya," ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Pidato Prabowo di Kongres Muslimat NU: Bahas Jokowi, Efisiensi Anggaran, hingga Raja Kecil
Tak lupa, Nasaruddin membahas program prioritas terakhir tentang kerukunan antar umar beragama.
"Moderasi beragama itu artinya bagaimana menciptakan suatu masyarakat yang bukan hanya silasahya itu adalah coexistence (hidup berdampingan), hadir bersama-sama tanpa mengganggu satu sama lain," kata Nasaruddin.
Dalam kesempatan yang sama, Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa program yang digagas oleh Kemenag dan PBNU hampir serupa.
"Program-program atau agenda-agenda utama yang disampaikan oleh Pak Menteri, itu juga menjadi bagian dari agenda-agenda utama yang sekarang dikembangkan oleh NU," ujar pria yang karib disapa Gus Yahya tersebut.
Gus Yahya berharap, pertemuan ini dapat menghasilkan kerjasama yang baik untuk kemasalatan bangsa dan kesejahteraan rakyat.
"Dengan dekonstruksi kerjasama untuk bisa secara produktif menghasilkan hal-hal yang mudah-mudahan berguna untuk kemasalatan bangsa dan rakyat," katanya.
Baca juga: Muncul Aliran Sesat Rukun Islam Jadi 11, Menag: Harus Jadi Perhatian Kami
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini