JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto berjanji pihaknya siap memberikan pendampingan medis dan psikologis bagi yang terdampak penembakan gas air mata di Universitas Islam Bandung (Unisba).
Selain pendampingan, Brian menegaskan bahwa pemerintah juga memastikan ada protokol koordinasi dengan aparat keamanan untuk melindungi kampus sebagai ruang aman.
"Jika ada yang terdampak, Kemdikti Saintek siap memberikan pendampingan medis dan psikologis, serta memastikan adanya protokol koordinasi dengan aparat keamanan agar kampus tetap terlindungi," tegas Brian, dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (3/9/2025).
Baca juga: Mendikti Kirim Tim untuk Pantau Penembakan Gas Air Mata di Unisba
Saat ini, Brian mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim tim untuk memantau perkembangan insiden tersebut di lapangan.
"(Kami) Mengirim tim untuk berkoordinasi langsung dengan pimpinan perguruan tinggi guna menilai dampak yang dialami mahasiswa, staf, maupun fasilitas," ujar Brian.
Bukan hanya menerjunkan tim, Brian juga membuka pengaduan cepat bagi mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya.
"Kami sediakan kanal pengaduan cepat untuk memastikan setiap persoalan di kampus dapat segera ditangani, sekaligus menjaga fungsi kampus sebagai pusat pendidikan dan kebebasan akademik," jelasnya.
Baca juga: Respons Mendikti soal Gas Air Mata di Unisba dan Unpas
Menurut Brian, langkah ini merupakan upaya serta komitmen dari Kemendikti Saintek untuk menjaga kampus sebagai ruang aman bagi mahasiswa.
"Kami berkomitmen untuk memastikan kampus tetap menjadi ruang akademik yang bebas dari tindakan represif, dengan mengutamakan dialog dan langkah persuasif," paparnya.
Menurut Brian, menjaga marwah gerakan mahasiswa dapat dilakukan dengan meyakini bahwa demonstrasi adalah gerakan damai.
"Meyakini bahwa demonstrasi mahasiswa adalah gerakan damai untuk mengawal jalannya pemerintahan," ucapnya.
Sebagai informasi, kericuhan terjadi di sekitar Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas), Jl Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (1/9/2025) malam.
Insiden itu bermula usai demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat yang berakhir ricuh.
Mahasiswa menyebut aparat menembakkan gas air mata ke dalam kampus hingga menyebabkan korban luka.
Baca juga: Penembakan Gas Air Mata di Kampus Unisba, Mendikti: Serangan terhadap Ruang Aman
Sementara itu, polisi membantah dan menyebut ada provokator berpakaian hitam yang sengaja memancing bentrokan.