Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Soal Polemik Whoosh: Dulu Megawati Sudah Tiga Kali Mengingatkan

Kompas.com - 01/11/2025, 21:41 WIB
Tria Sutrisna,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sudah berulang kali mengingatkan pemerintah, soal urgensi dan prioritas pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) sejak sebelum proyek itu dijalankan.

Menurut Hasto, Megawati kala itu sempat menanyakan apakah proyek tersebut benar-benar dibutuhkan oleh rakyat. Megawati juga mengimbau pemerintah lebih mendahulukan pembangunan yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat luas.

“Saya menjadi saksi, bagaimana Bu Mega berulang kali menyampaikan apakah rakyat memerlukan kereta api cepat tersebut,” kata Hasto saat ditemui di Kompleks Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025).

Baca juga: Singgung Polemik Whoosh, Budi Arie Ungkap Jokowi-Prabowo Sering Diadu Domba

“Kami sebagai partai politik sudah memberikan masukan bahkan sampai tiga kali berkaitan dengan hal tersebut,” sambungnya.

Hasto mengatakan, Megawati menilai kebutuhan rakyat di bidang pendidikan, irigasi bagi petani, ketersediaan pupuk, serta riset dan penguatan daya saing bangsa seharusnya menjadi prioritas utama.

Pesan utama Megawati sejak awal, lanjut Hasto, adalah agar pembangunan dilakukan berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat dan mendukung ekonomi kerakyatan.

“Bukankah kebutuhan rakyat untuk pendidikan, untuk bendungan bagi petani, kemudian untuk menyediakan pupuk pada masa tanam itu jauh lebih penting, termasuk juga kepentingan riset membangun daya bangsa kita,” ungkap Hasto.

Baca juga: KPK Akan Panggil Pihak yang Tahu Konstruksi Kasus Kereta Cepat Whoosh

Selain itu, kata Hasto, Megawati juga menyoroti perubahan kebijakan dalam proyek kereta cepat yang awalnya tidak menggunakan jaminan negara, namun berubah dengan adanya jaminan pemerintah. Hal tersebut pun menjadi catatan tersendiri bagi PDI-P.

Hasto menambahkan, Megawati sebenarnya sudah menawarkan alternatif lain. Salah satunya mengusulkan agar pemerintah fokus membangun jalur rel ganda (double track) di berbagai wilayah.

Dia mencontohkan di wilayah Sumatera yang sangat membutuhkan sistem transportasi publik antardaerah.

“Proses penguasaan teknologi, termasuk kereta api cepat, akan lebih hebat kalau dikerjakan oleh anak bangsa. Bahkan, saat itu Ibu Mega mengusulkan daripada membangun kereta api cepat, lebih baik membangun double track,” kata Hasto.

Baca juga: Penyebab Biaya Whoosh Lebih Mahal dari Kereta Cepat Arab Saudi

“Apalagi kita melihat adanya potensi geologis di kawasan Bandung yang perlu diperhatikan,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, keberadaan kereta cepat Jakarta-Bandung menuai sorotan publik karena utang besar yang ditimbulkan akibat proyek pembangunannya.

Berdasarkan rangkuman Kompas.com, total utang proyek tersebut mencapai sekitar 7,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500 per dollar AS).

Menyusul hal itu, Eks Menko Polhukam Mahfud MD sempat mengungkapkan adanya dugaan penggelembungan anggaran dalam proyek Whoosh tersebut.

Dia membandingkan biaya proyek di Indonesia yang mencapai 52 juta dollar AS (sekitar Rp 863 miliar) per kilometer, sementara di China hanya sekitar 17–18 juta dollar AS per kilometer.

Baca juga: Anggota DPR Keberatan Dividen BUMN Dipakai Talangi Utang Whoosh: Semestinya Tidak Bebani Semuanya

“Naik tiga kali lipat, ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana?” ujar Mahfud dalam kanal YouTube Mahfud MD Official, 14 Oktober 2025.

Menanggapi hal itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan tengah menyelidiki dugaan penggelembungan anggaran dalam proyek tersebut.

“Saat ini sudah pada tahap penyelidikan,” kata Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau