JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk menjadi pemimpin global akan terus berlangsung tanpa henti.
“Ketika ada geger perang tarif perang dagang, Cina masuk. Jadi sebetulnya, kompetisi dan kualitas untuk menjadi pemimpin global antara Amerika Serikat dan Cina tidak akan berhenti," ungkap SBY dalam diskusi Purnomo Yusgiantoro Center Talks bertajuk Keamanan Nasional Indonesia dalam Dinamika Tantangan Global, di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Baca juga: SBY Sebut Perang Dunia Ketiga Bisa Terjadi Jika...
Kompetisi kedua negara itu, kata dia, tidak hanya dalam aspek ekonomi dan perdagangan, tetapi juga meluas ke bidang politik dan keamanan global.
SBY mengatakan, situasi dunia saat ini sedang berada dalam tensi tinggi akibat rivalitas geopolitik antarnegara besar.
Selain AS dan China, Rusia juga muncul sebagai kekuatan yang berambisi mengembalikan kejayaan masa lalunya di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin.
“Rusia juga memiliki supremasi kejayaan masa lampau. Di bawah Putin yang sekarang itu juga memiliki ambisi. Anggaplah ambisi yang positif. Untuk bangsa dan negaranya," kata dia.
Baca juga: Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Menurutnya, tanda-tanda meningkatnya ketegangan global semakin terlihat, termasuk melalui uji coba kekuatan militer Rusia yang disebutnya berpotensi memperparah situasi dunia.
“Yang mengikuti berita. Kemarin ada percobaan kekuatan nuklir dari Rusia. Saya tidak tahu apakah setengah propaganda atau memang real. Kalau itu terjadi, baik yang bawah laut maupun atas laut, itu dahsyat," nilai SBY.
Dia pun mengingatkan bahwa eskalasi konflik global yang tidak terkendali bisa berujung pada pecahnya perang besar yakni Perang Dunia atau PD III.
Ia bahkan menyebut kemungkinan terjadinya Perang Dunia Ketiga (World War III) tidak bisa diabaikan.
“Jika terjadi perang dunia ketiga. Dan jangan dikira tidak akan terjadi. Saya tidak mengatakan akan terjadi, bisa terjadi World War 3, Perang Dunia III," tutur SBY.
Baca juga: Trump Sesumbar Akhiri 7 Perang Dunia Hanya dalam 7 Bulan
Menurutnya, berbagai kawasan strategis dunia saat ini berada dalam kondisi rawan.
Ketegangan di Eropa Timur, konflik di Asia Timur, hingga situasi di Timur Tengah bisa menjadi pemicu perang besar yang tak terduga, sebagaimana sejarah Perang Dunia I yang diawali dari insiden di Sarajevo.
“Kalau sudah bikin panas. Tidak ada trigger yang akan muncul. Saya pernah membaca buku novel. Judulnya Perang Dunia III akan dimulai dari Asia Pasifik itu pada tahun 2030. Ada lagi yang fokus serupa, Perang Dunia III akan di tahun 2050. Kalau saya baca narasi," ucap SBY.
"Skenario yang masuk akal. Make sense. Memang masuk akal. Mulai dari situasi yang terjadi," sambungnya.
Oleh karena itu, SBY menegaskan pentingnya tanggung jawab moral seluruh pemimpin dunia untuk menjaga stabilitas dan mencegah pecahnya konflik global.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang