Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Oli Palsu Pertamina Banyak Beredar di Daerah Ini

Kompas.com - 02/09/2025, 16:31 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Peredaran pelumas palsu atau oli palsu masih menjadi persoalan serius di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kondisi ini menjadi tantangan bagi pelaku industri pelumas dalam menjaga kepercayaan konsumen dan kualitas mesin kendaraan.

Baca juga: Update Harga Suzuki Ertiga: MPV Keluarga dengan Sentuhan Mild Hybrid

Corporate Secretary PT Pertamina Lubricants, Hardiyanto Tato, mengatakan bahwa keberadaan pelumas palsu menjadi perhatian serius perusahaan.

Pertamina Lubricants luncurkan oli mesin terbaru Fastron Diesel 5W-30 di GIIAS 2025KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Pertamina Lubricants luncurkan oli mesin terbaru Fastron Diesel 5W-30 di GIIAS 2025

"Memang kalau kita lihat ya, oli-oli palsu ini adalah yang pertama, daerah-daerah yang tingkat pendistribusiannya ini memang agak sulit. Jadi biasanya di luar Jawa," kata Hardiyanto saat ditemui belum lama ini.

"Jadi contoh seperti di Medan, kemudian di Pontianak, di Banjarmasin. Itu cukup tinggi," ujarnya. 

Menurut Tato panggilannya, laporan dari masyarakat dan aparat penegak hukum menjadi sumber utama dalam mengungkap keberadaan oli palsu di sejumlah daerah.

Baca juga: Daihatsu Pastikan Diler Operasional Normal tapi Situasional

"Kita bisa melihat tinggi itu karena dari laporan yang masuk melalui aparat penegak hukum, atau juga temuan dari warga masyarakat," katanya.

"Itu kita bisa mengindikasikan bahwa cukup tinggi. Di Jawa kita sedikit ya, menjumpainya. Tetap ada," ucapnya.

Cara bedakan oli Pertamina yang asli dan palsuPertamina Lubricants Cara bedakan oli Pertamina yang asli dan palsu

Tato mengungkapkan bahwa peredaran pelumas palsu cenderung meningkat seiring dengan kondisi ekonomi yang menurun.

Baca juga: Skema Kredit Mobil Listrik Vinfast VF3, Cicilan mulai Rp 4 Jutaan

Namun, menurutnya, tidak semua konsumen secara sadar membeli oli palsu karena alasan harga yang lebih murah.

“Kalau kita lihat, memang di satu sisi ada beberapa konsumen yang menyadari bahwa produk yang dibeli ini adalah produk berkualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan produk aslinya,” jelas Tato.

“Tapi ada juga yang memang karena mereka tidak paham dengan produk yang dibeli, mereka kemudian mendapati bahwa produk yang dibeli itu ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi asli dari produsen yang memproduksi pelumas tersebut. Jadi, memang ada dua kondisi biasanya,” katanya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau