JAKARTA, KOMPAS.com – Peredaran pelumas palsu atau oli palsu masih menjadi persoalan serius di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi pelaku industri pelumas dalam menjaga kepercayaan konsumen dan kualitas mesin kendaraan.
Baca juga: Update Harga Suzuki Ertiga: MPV Keluarga dengan Sentuhan Mild Hybrid
Corporate Secretary PT Pertamina Lubricants, Hardiyanto Tato, mengatakan bahwa keberadaan pelumas palsu menjadi perhatian serius perusahaan.
"Memang kalau kita lihat ya, oli-oli palsu ini adalah yang pertama, daerah-daerah yang tingkat pendistribusiannya ini memang agak sulit. Jadi biasanya di luar Jawa," kata Hardiyanto saat ditemui belum lama ini.
"Jadi contoh seperti di Medan, kemudian di Pontianak, di Banjarmasin. Itu cukup tinggi," ujarnya.
Menurut Tato panggilannya, laporan dari masyarakat dan aparat penegak hukum menjadi sumber utama dalam mengungkap keberadaan oli palsu di sejumlah daerah.
Baca juga: Daihatsu Pastikan Diler Operasional Normal tapi Situasional
"Kita bisa melihat tinggi itu karena dari laporan yang masuk melalui aparat penegak hukum, atau juga temuan dari warga masyarakat," katanya.
"Itu kita bisa mengindikasikan bahwa cukup tinggi. Di Jawa kita sedikit ya, menjumpainya. Tetap ada," ucapnya.
Tato mengungkapkan bahwa peredaran pelumas palsu cenderung meningkat seiring dengan kondisi ekonomi yang menurun.
Baca juga: Skema Kredit Mobil Listrik Vinfast VF3, Cicilan mulai Rp 4 Jutaan
Namun, menurutnya, tidak semua konsumen secara sadar membeli oli palsu karena alasan harga yang lebih murah.
“Kalau kita lihat, memang di satu sisi ada beberapa konsumen yang menyadari bahwa produk yang dibeli ini adalah produk berkualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan produk aslinya,” jelas Tato.
“Tapi ada juga yang memang karena mereka tidak paham dengan produk yang dibeli, mereka kemudian mendapati bahwa produk yang dibeli itu ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi asli dari produsen yang memproduksi pelumas tersebut. Jadi, memang ada dua kondisi biasanya,” katanya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini